~episode 6~ bread, Love, and Dream
IrmaKamaruddin | update: 22 Des 2010 @ 20.04 | 0 comments
~episode 6~ bread, Love, and Dream
Tak Goo berlagi sekuat tenaga menuju rumah kosong, setelah sampai disana ia hanya menemukan ayah Yoo Kyung yang telah pingsan. Yoo Kyung dan Ma Jun kemudian tiba. Mereka saling memandang.
Tak Goo keluar dari rumah kosong, “Ibu kau dimana, ini Tak Goo, aku disini” teriak Tak Goo. Tiba-tiba terdengar suara Mi Sun yang memanggil Tak Goo. Tak Goo, Ma Jun dan Yoo Kyung terkejut mendengar suara Mi Sun.
Sementara itu Mi Sun dimasukkan kedalam sebuah jib. Tak Goo mengejar jib itu dan menyuruh untuk berhenti, namun pria itu tetap memacu jibnya. Tak Goo mengejar jib itu sambil memanggil ibunya. Mi Sun memohon pada pria itu untuk melepaskannya namun pria itu tidak menggubrisnya. Jib berpacu semakin kencang dan kian menghilang dan Tak Goo tak bisa mengejarnya lagi
Tak Goo berhenti mengejar, Yoo Kyung dan Ma Jun datang menyusul, Ma Jun menyarankan Tak Goo untuk pergi ke kantor polisi untuk melapor penculikan ibunya. Tak Goo tidak menggubrisnya, ia malah meminta Yoo Kyung untuk membawa pulang ayahnya dan berjanji tidak akan melaporkannya ke polisi. “Apa yang kau lakukan?tanya Ma Jun, jika kau tidak melaporkan ini ke polisi ibumu tidak akan ditemukan. “Aku akan menemukan ibuku” kata Tak Goo. Tak Goo menyuruh Ma Jun pulang duluan ke seoul karena ia akan mencari ibunya.
Tak Goo berlari mengejar ibunya kembali, ibu tunggulah aku, aku akan menyelamatkanmu kata Tak Goo dalam hati.
Seung Jae memaju mobilnya menuju Cheonsang. Dalam perjalanannya ia mengingat kata2-kata presdir padanya sesaat sebelum ia pergi.
Flashback: presdir menanyakan sebuah amplop yang ditinggalkan Tak Goo kepada Seung Jae, namun Seung Jae mengatakan ia tidak tahu. Presdir mengatakan sesaat setelah Tak Goo hilang dan perdi meninggalkan rumah, Ma Jun pun ikut menghilang, mendengar hal itu Seung Jo pun panik. Presdir meminta Seung Jo untuk mencari mereka berdua ke Cheonsang dan membawa mereka berdua dengan selamat. Flasback selesai.
Sementra itu Yoo Kyung telah membawa ayahnya pulang dan menidurkannya.
Ma Jun masuk ke rumah Yoo Kyung mengendap-endap Yoo Kyung lalu menyalakan lampu Ma Jun kaget. “Bus akan tiba jam 5.30, duduklah dan tutup matamu, bila waktunya tiba aku akan membangunkanmu”. Kata Yoo Kyung. “Apakah ada restoran dekat sini? Tanya Ma Jun sambil memegang perutnya yang berbunyi.
Yoo Kyung memberikan makan pada Ma Jun. “Makanan apa ini? bagaimana aku bisa memakannya? Adakah restaurant lain? tanya Ma Jun. Yoo Kyung menatap Ma Jun kemudian mengambil kembali makanannya dan pergi. “Mau kemana?tanya Ma Jun. “Aku mau mencari ibu Tak Goo” kata Yoo Kyung. “kau kira kau bisa menemukannya, Kalau kau mau menolongnya maka laporkan kejadian ini ke polisi” kata Ma Jun. Yoo Kyung meminta Ma Jun untuk tidak mengikutinya. “Hei, apa ada hotel dekat sini aku tidak bisa tidur ditempat seperti ini? kata Ma Jun sombong. “Tidak ada hotel disini, restoranpun sudah tutup kalau kau mau makanlah makanan itu dan tidur, jika kau tak mau kau bisa tunggu di terminal” kata Yoo Kyung.
Sementara itu Tak Goo mulai mencari keberadaan ibunya ke pasar dan menanyakannya ke beberapa orang. Begitupun Yoo Kyung dan Ma Jun.
Tak Goo menemukan sebuah mobil yang mirip dengan mobil yang menculik ibunya namun ternyata bukan.
Yoo Kyung dan Ma Ju mencari ibu Tak Goo bersama, ditengah jalan Ma Jun melintasi toko roti, ia masuk ketoko itu sementara Yoo Kyung terus mencari. Ma Jun mengeluarkan segepok uang untuk membayar, dan tanpa sengaja ada 3 orang pria melihatnya... Usai membeli roti, Ma Jun keluar toko namun ia telah kehilangan Yoo Kyung.
Tak Goo terus mencari Mi Sun, ia pun bertanya pada pedangan makanan, namun pedagang makanan itu tidak tahu. Dan tanpa Tak Goo sadari ternyata orang yang menculik ibunya ada disampingnya yang tengah membeli makanan. Tak Goo melihat Tato kincir angin orang itu. “ ibu kau dimana” kata Tak Goo.
Pria itu memberikan makanan yang baru ia beli kepada Mi Sun, “Makanlah” kata pria itu. “Siapa yang menyuruhmu?manager Han atau nyonya Seo? Apa mereka menyuruhmu membunuhku? berapapun yang kau mau, aku akan memberimu uang, tapi kumohon biarkan aku pergi bersama anakku.”kata Mi Sun terisak. “Kau tidak akan bertemu dengannya lagi” kata pria itu. Mi Sun terdiam Shock. Pria itu kemudian memacu mobilnya.
Disaat mobil berjalan, disaat itu Tak Goo pun berjalan dengan arah yang berlawanan. Tak Goo tak melihat mobil itu. Didalam mobil Mi Sun hanya bisa terdiam,ia mengingat masa2 ketika ia bersama Tak Goo. Saat Tak Goo mengompol, saat makan roti, saat Mi Sun memeluk Tak Goo dan saat Mi Sun meninggalkannya di rumah presdir, Mi Sun hanya bisa menangis.
Sementara itu Ma Jun terus mencari2 Yoo Kyung, namun tiba2 3 orang mencegatnya. Bos geng itu menyuruh Ma Jun untuk memberikan tasnya, namun Ma Jun menolak. Namun ketiga pria itu meminta dengan paksa.
Nyonya Seo yang berada dirumah merasa gelisah... Nyonya Seo menelepon seseorang namun tiba2 presdir datang dan mengatakan” jika kau menelepon manager Han, dia tidak akan menganggatnya karena aku mengirimnya ke Cheosang untuk mencari anak2 jadi kau tak usah khawatir.
Presdir kemudian pergi ke tempat biasanya ia membuat kue, dan mengingat kata2 ketika bersama ibunya.
Flasback:
Pernikahan merupakan suatu hal yang dapat membantumu dalam mendapatkan mimpimu. “Bagaimana aku bisa menikah dengan orang yang tidak aku cintai? Tanya presdir. “cita2mu itu membuat roti dan dapat member makan orang yang kelaparan, jika kau menikah dengannya maka mimpimu akan menjadi kenyataan dan akan menjadi lebih besar dari apa yang kau harapkan” kata ibu presdir. “Dia tidak akan bahagia bu” kata presdir. “memiliki anak adalah pilihannya, apa yang bisa kalu lakukan jika kau yang dia inginkan” kata ibu presdir. Flashback selesai.
“Dan akhirnya aku membuat 2 orang wanita tidak bahagia” kata presdir sambil menghela nafas.
Dalam perjalanan Mi Sun berusaha kabur, dia mulai melepaskan tali ditangannya dan akhirnya berhasil. Tiba-tiba ada sebuah alat kontraktor lewat dan terpaksa mobil berhenti, disaat itulah Mi Sun mengambil kesempatan, Mi Sun membuka pintu mobil dan kabur.
Pria itu mengejar Mi Sun kemanapun Mi Sun berlari, Mi Sun terjatuh dan akhirnya bisa disusul pria itu, hingga disaat Mi Sun terus berusaha berlari tanpa sengaja Mi Sun berada di atas tebing dan ia terpeleset, akhirnya ia terjatuh ke sungai.
Disaat yang sama Tak goo terjatuh hingga sepatunya terlepas. Tak goo berusaha memakainnya lagi namun talinya putus, “Ibu”seru Tak goo, Tak goo menangis.
Pria itu berlari ke arah tebing dan melihat ke arah sungai, ia tak dapat menemukan Mi Sun. pria itu terduduk dan menyesalinya, ia mengepalkan tangannya.
Yoo Kyung menemukan Ma Jun dalam keadaan yang berantakan. “kau baik-baik saja? Tanya Yoo Kyung. “Tinggalkan aku” kata Ma Jun. “Baiklah aku mengerti” kata Yoo Kyung sambil meninggalkan Ma Jun.
Yoo Kyung meninggalkan Ma Jun. “Dasar Negara pengecut,pergilah kau, kau pikir aku takut” teriak Ma Jun pada Yoo Kyung. Yoo Kyung berbalik, “Kau adalah pengecut yang sebenarnya” kata Yoo Kyung. “Kau merasa takut dan malu terlihat begitu lemah, itulah sebabnya kau seperti ini”. “jangan bicara omong kosong, tentu saja tidak” kata Ma Jun membela diri. “Kau terlihat seperti pecundang, mempunyai orang tua yang kaya membuatmu tidak akan mengerti, bahkan ketika uangmu dirampok setiap hari” kalau kau tak mau seperti ini lagi ikuti aku, ini sudah malam” seru Yoo Kyung.
Ma Jun kembali ke rumah Yoo Kyung dan memakan pemberian Yoo Kyung, sementara itu Yoo Kyung menatap hujan yang turun deras. “Apa hubunganmu dengan Tak Goo? Apa kau menyukainya? Tanya Ma Jun. Yoo Kyung tidak menjawab. “Lalu bagaimana denganmu, mengapa kau mengikuti Tak Goo dan pergi meninggalkan rumah? Tanya Yoo Kyung. Ma Jun tidak bisa menjawab. “Namamu Ma Jun bukan? Dan umur mu pasti sama dengan Tak Goo namun kau masih terlihat seperti anak kecil” seru Yoo Kyung. “Hei apa yang kau katakan,,apa kau mau mengatakan dia lebih baik dariku, asal kau saja aku lebih baik dari Tak Goo, aku bisa lari lebih cepat darinya, bahkan aku lebih cerdas” kata Ma Jun membanggakan diri. “Semua yang kau katakan itu membuat dirimu kalah dari Tak Goo” kata Yoo Kyung menyindir kemudian meninggalkan Ma Jun. haha Ma Jun Shock berat.
Tak Goo pulang ke rumah, ia menangis sambil melihat fotonya bersama ibunya. “Tak masalah seberapa jauh aku melihat, namun aku tetap tidak menemukanmu, Dimana kau ibu??, besok aku berharap akan terbangun dari mimpi buruk ini” isak Tak Goo.
Keesokkan harinya,,”Kakak apa kau tak cemas dengan mereka berdua? Tanya Ja Rim pada Ja Kyung, “Orang tua kita akan menyelesaikannya dengan baik, jadi kau tak usah cemas. “Kak mengapa kau selalu belajar terus? Kau sudah terlalu banyak belajar” seru Ja Rim yang melihat kakaknya tengah makan sambil membaca buku. “Karena aku ingin menjadi manager, bukan Ma Jun ataupun Tak Goo” jawab Ja Kyung. “Menjadi manager hanya bisa dilakukan oleh laki-laki”jawab Ja Rim polos. “Perempuan juga bisa melakukannya” kata Ja Kyung santai. “Selesai kan makanmu dan berangkat, kita sudah telat.
Tiba-tiba nyonya Seo datang, “Apakah benar itu mimpimu? Bangunlah dari mimpimu Ja Kyung, karena mimpimu tidak akan terwujud” kata Nyonya Seo. “Ibu kau juga wanita, jadi jangan berkata seperti itu”. “Ini kenyataan, karena kau adalah seorang wanita” jelas Nyonya Seo, “Sudah kukatakan jangan berkata seperti itu karena aku berbeda denganmu” teriak Ja Kyung. “ibu aku tidak akan hidup sepertimu, kau hidup bersama suami yang tidak mencintaimu dan hanya bergantung padanya, kau sangat menyedihkan”.
Dalam perjalanan Mi Sun berusaha kabur, dia mulai melepaskan tali ditangannya dan akhirnya berhasil. Tiba-tiba ada sebuah alat kontraktor lewat dan terpaksa mobil berhenti, disaat itulah Mi Sun mengambil kesempatan, Mi Sun membuka pintu mobil dan kabur.
Pria itu mengejar Mi Sun kemanapun Mi Sun berlari, Mi Sun terjatuh dan akhirnya bisa disusul pria itu, hingga disaat Mi Sun terus berusaha berlari tanpa sengaja Mi Sun berada di atas tebing dan ia terpeleset, akhirnya ia terjatuh ke sungai.
Disaat yang sama Tak goo terjatuh hingga sepatunya terlepas. Tak goo berusaha memakainnya lagi namun talinya putus, “Ibu”seru Tak goo, Tak goo menangis.
Pria itu berlari ke arah tebing dan melihat ke arah sungai, ia tak dapat menemukan Mi Sun. pria itu terduduk dan menyesalinya, ia mengepalkan tangannya.
Yoo Kyung menemukan Ma Jun dalam keadaan yang berantakan. “kau baik-baik saja? Tanya Yoo Kyung. “Tinggalkan aku” kata Ma Jun. “Baiklah aku mengerti” kata Yoo Kyung sambil meninggalkan Ma Jun.
Yoo Kyung meninggalkan Ma Jun. “Dasar Negara pengecut,pergilah kau, kau pikir aku takut” teriak Ma Jun pada Yoo Kyung. Yoo Kyung berbalik, “Kau adalah pengecut yang sebenarnya” kata Yoo Kyung. “Kau merasa takut dan malu terlihat begitu lemah, itulah sebabnya kau seperti ini”. “jangan bicara omong kosong, tentu saja tidak” kata Ma Jun membela diri. “Kau terlihat seperti pecundang, mempunyai orang tua yang kaya membuatmu tidak akan mengerti, bahkan ketika uangmu dirampok setiap hari” kalau kau tak mau seperti ini lagi ikuti aku, ini sudah malam” seru Yoo Kyung.
Ma Jun kembali ke rumah Yoo Kyung dan memakan pemberian Yoo Kyung, sementara itu Yoo Kyung menatap hujan yang turun deras. “Apa hubunganmu dengan Tak Goo? Apa kau menyukainya? Tanya Ma Jun. Yoo Kyung tidak menjawab. “Lalu bagaimana denganmu, mengapa kau mengikuti Tak Goo dan pergi meninggalkan rumah? Tanya Yoo Kyung. Ma Jun tidak bisa menjawab. “Namamu Ma Jun bukan? Dan umur mu pasti sama dengan Tak Goo namun kau masih terlihat seperti anak kecil” seru Yoo Kyung. “Hei apa yang kau katakan,,apa kau mau mengatakan dia lebih baik dariku, asal kau saja aku lebih baik dari Tak Goo, aku bisa lari lebih cepat darinya, bahkan aku lebih cerdas” kata Ma Jun membanggakan diri. “Semua yang kau katakan itu membuat dirimu kalah dari Tak Goo” kata Yoo Kyung menyindir kemudian meninggalkan Ma Jun. haha Ma Jun Shock berat.
Tak Goo pulang ke rumah, ia menangis sambil melihat fotonya bersama ibunya. “Tak masalah seberapa jauh aku melihat, namun aku tetap tidak menemukanmu, Dimana kau ibu??, besok aku berharap akan terbangun dari mimpi buruk ini” isak Tak Goo.
Keesokkan harinya,,”Kakak apa kau tak cemas dengan mereka berdua? Tanya Ja Rim pada Ja Kyung, “Orang tua kita akan menyelesaikannya dengan baik, jadi kau tak usah cemas. “Kak mengapa kau selalu belajar terus? Kau sudah terlalu banyak belajar” seru Ja Rim yang melihat kakaknya tengah makan sambil membaca buku. “Karena aku ingin menjadi manager, bukan Ma Jun ataupun Tak Goo” jawab Ja Kyung. “Menjadi manager hanya bisa dilakukan oleh laki-laki”jawab Ja Rim polos. “Perempuan juga bisa melakukannya” kata Ja Kyung santai. “Selesai kan makanmu dan berangkat, kita sudah telat.
Tiba-tiba nyonya Seo datang, “Apakah benar itu mimpimu? Bangunlah dari mimpimu Ja Kyung, karena mimpimu tidak akan terwujud” kata Nyonya Seo. “Ibu kau juga wanita, jadi jangan berkata seperti itu”. “Ini kenyataan, karena kau adalah seorang wanita” jelas Nyonya Seo, “Sudah kukatakan jangan berkata seperti itu karena aku berbeda denganmu” teriak Ja Kyung. “ibu aku tidak akan hidup sepertimu, kau hidup bersama suami yang tidak mencintaimu dan hanya bergantung padanya, kau sangat menyedihkan”.
“jangan katakana itu lagi padaku hanya karena kau tidak bahagia tentang masalah Ma Jun, dan kau melampiaskan pada kami” kata Ja Kyung, “Apa katamu, karena aku, kau tidak bahagia?” Tanya Nyonya Seo. “Ya benar, Ma Jun pergi karenamu, dan pada malam itu,,,” Ja Kyung menghentikan bicaranya. “malam itu,kenapa? Apa yang terjadi? Jelaskan padaku kata Ny. Seo. “Aku tak tahu yang sebenarnya, tetapi Ma Jun sepertinya berpikir bahwa kematian nenek itu karena kau” jawab Ja Kyung. Ny. Seo shock dengan apa yang di katakan Ja Kyung, tangannya gementar.
Keesokkan harinya Tak Goo terbangun dari tidurnya, disaat yang bersamaan manager Han datang dan menanyakan Ma Jun. Tak Goo menceritakan keadaan ibunya yang diculik dan meminta manager Han membantu mencarinya,namun manager Han hanya bertanya dimana Ma Jun.
Ayah Yoo Kyung telah sadar dari pingsannya. Ia memukuli Yoo Kyung lagi dan meminta yoo Kyung memberinya uang. Sementara itu Ma Jun melihat dari balik pintu. Ketika Yoo Kyung melihat Ma Jun, Ma Jun ketakutan ia masih ingat kata-kata Yoo Kyung yang mengatai dia pengecut.
Ma Jun berusaha melarikan diri, namun didepan pintu ia bertemu manager Han. “Ma Jun kenapa wajahmu?apa kau kesakitan” Tanya manager Han cemas. Ma Jun tak bisa menjawab, dia hanya diam membisu kemudian memeluk manager Han dan menangis. Ma Jun teringat ketika manager Han mengatakan padanya bahwa ia rela mati demi Ma Jun.
Ayah Yoo Kyung keluar kamar, ia melihat manager Han. “terima kasih telah membiarkan Ma Jun tinggal disini, aku akan membayar semuanya” kata manager Han kemudian pergi bersama Ma Jun, sementara itu Yoo Kyung melihat manager Han dan berusaha mengingat sesuatu.
Ma Jun masuk kedalam mobil, namun tidak dengan Tak Goo, “Mengapa kau tidak masuk? Tanya manager Han. “bagaimana dengan ibuku? Tanya Tak Goo. “Kita akan membicarakannya setelah sampai di Seoul” jawab manager Han. Namun Tak Goo menolak,ia ingin segera menemukan ibunya. Manager Han memaksanya masuk mobil, Tak Goo melihat Ma Jun yang tidak berkata apa-apa.
Sampai dirumah Nyonya Seo menyambut Ma Jun dengan cemas, “Ada apa denganmu, kau terluka” cemas Ny. Seo. Manager Han datang bersama Tak Goo. “Kau,,tidak puas kabur dari rumah, bahkan juga membuat anakku seperti ini, kau habiskan untuk apa uang yang kau curi, kau berikan ibumu? Seru Ny. Seo sinis. “ibuku bukan wanita seperti itu, aku tidak mencuri uang seperti yang Nyonya, tuduhkan” bela Tak Goo.
Tiba-tiba presdir datang, “Ada apa ramai-ramai? Tanya presdir. “Anak ini telah mencuri uangku” jawab Ny. Seo. “Sudah kubilang aku tidak mencurinya” kata Tak Goo.
Secara mengejutkan Ma Jun mengakui kalau dia yang telah mencurinya. Semua orang yang ada disitu kaget. “Ma Jun mengapa kau melakukan itu” Tanya Ny. Seo. Ma Jun berpikir,,”itu karena Tak Goo bilang ia membutuhkan uang untuk membiayai ibunya yang sakit, aku kasihan padanya makanya aku mencuri uang ibu”kata Ma Jun membela diri. Tak Goo menatap Ma Jun tajam. Presdir menatap Tak Goo dan menyuruhnya mengikutinya.
Tak Goo mengikuti presdir ke ruang kantornya. “Tutup pintunya” pinta presdir. “Apa kau melihat ibumu sebelum dia pergi? Tanya Presdir.” Ya, seseorang telah membawanya, aku telah mencarinya tapi aku tidak menemukan ibu “ jawab Tak Goo terisak. Presdir memegang bahu Tak Goo.”jika hal ini terjadi lagi, katakan padaku dulu, jangan takut, aku akan menemukan ibumu, aku janji. Namun berjanjilah memberi tahu seseorang bila kau ingin pergi” kata presdir. Tak Goo mengangguk.
Usai Tak Goo keluar, presdir mengingat kata-kata pria suruhannya, ia mengabarkan bahwa Mi Sun jatuh ke Sungai.
Tak Goo kembali ke kamarnya. Dikoridor rumah dia bertemu Ma Jun. “Kau tidak dihukum ayah bukan?aku sudah menduganya, ayah tidak memperlakukanmu seperti anak kecil, ini karena kau sungguh menyedihkan atau ada yang lain?” seru Ma Jun. “Ma Jun apa yang kau katakan”,,”Kau kan kakakku, seharusnya kau membantu adikmu ini” kata Ma Ju kemudian meninggalkan Tak Goo.
Yoo kyung berjalan ke kantor polisi, ia terhuyung dan jatuh. Yoo kyung babak belur dipukuli ayahnya lagi. “Apa yang terjadi?bukankah kau anaknya bapak Shin??kata polisi. “Paman, selamatkan aku?kata Yoo Kyung lemah dan pingsan.
Polisi pergi ke rumah Yoo Kyung dan menangkap ayahnya. Ayahnya memberontak” Heii apa yang kau lakukan? Kata ayah Yoo Kyung. “Kau pasti sudah tahu, bagaimana bisa kau memukuli anakmu sendiri sampai tangannya patah, kau ini manusia bukan?seru polisi.
Yoo Kyung dirawat dirumah sakit, seseorang mengunjunginya. “Siapa anda? Tanya Yoo Kyung. “Aku kesini untuk membawamu ke panti asuhan, kami akan menjagamu” kata wanita itu.
Yoo Kyung pergi ke kantor pos, ia mengirim surat untuk Tak Goo. Yoo Kyung mengingat kejadian ketika ayahnya pingsan, ia mengambil uang yang ada disaku ayahnya, Yoo Kyung tahu sepertinya ayahnya terlibat atas hilangnya ibu Tak Goo.
Tak Goo membaca surat Yoo Kyung, isi suratnya : Yoo Kyung pamitan karena akan pergi jauh, dan dia berharap saat mereka besar mereka akan bertemu kembali. Diakhir suratnya Yoo Kyung menambahkan bahwa orang yang menculik ibu Tak Goo memiliki tato kincir di lengannya, ia tahu dari ayahnya. Ayahnya juga dibayar manager Han untuk menculik ibu Tak Goo, Tak Goo shock.
Tiba-tiba manager Han datang dan merebut surat Yoo Kyung, kemudian membaca dan merobeknya. “Apa yang kau lakukan, berikan surat ini padaku”. “Manager han apakah benar kau yang menyuruh seseorang menculik ibuku?dimana ibuku sekarang” teriak Tak Goo.”Kau mau dimana ibumu? Tanya manager Han. Tak Goo mengangguk. “lakukan apa yang aku perintahkan” kata manager Han.
Tak Goo bertemu presdir di rumah pembuatan kue, “Predir, apakah kau sudah mencari ibuku? Tanya Tak Goo. “Belum, aku belum menemukannya, jika aku mendapat informasi aku akan memberitahumu, kau jangan khawatir” kata presdir. Tak Goo mengingat kata-kata Manager Han
Flasback: “Presdir tidak akan menemukan ibumu” kata manager Han.”kenapa?presdir telah berjanji padaku akan menemukannya?”ucap Tak Goo. “Karena nyawa ibumu ada ditanganku, jika kau ingin melihat ibumu maka turuti keinginanku”. “Apa, katakanlah” kata Tak Goo. “Keluarlah dari rumah ini” seru manager Han. Tak Goo terkejut dengan perkataan manager Han.”ini adalah sebuah pilihan, kau lebih memilih presdir atau ibumu, kalau kau memilih presdir maka ibumu akan menjadi mayat”. Flashback selesai.
“Janganlah berpikir terlalu keras untuk masalah ini” kata presdir sambil melihat wajah Tak Goo. “pergilah tidur ini sudah larut, kau bisa kembali pagi-pagi untuk memulai kelas membuat roti bersamaku”. “Presdir kemarin aku melihat kau melakukan lambaian tangan seperti ini” kata Tak Goo sambil memperagakannya. Presdir tersenyum. “itu adalah caraku untuk mengetahui kelembaban udara, aku mengeceknya dengan tangan, jika roti dibuat saat kelembaban udaranya rendah maka roti akan kering, kalau kelembaban udaranya tinggi maka roti akan lembab, jadi kita mengetahui kapan membuat roti pada waktu yang tepat” jelas presdir. “Ow,,seperti itu..”seru Tak Goo. “Tak Goo, apakah kau tahu, kau adalah anak yang spesial, bagiku kau adalah anak yang sangat istimewa. presdir mendekati Tak Goo dan memegang bahunya. Kemudian meninggalkan Tak Goo. “Ayah maafkan aku” seru Tak Goo.
Nyonya Seo pergi kekamar Ma Jun. “Ma Jun apa yang kau pikirkan?apa kau ingin mengatakan sesuatu pada ibu?..”kakakmu berkata, kalau kau mengira ibu yang menyebabkan nenek meninggal”. “Apa kakak berbicara seperti itu?tanya Ma Jun. Nyonya Seo sedikit terkejut. “Aaapa kau benar berpikiran seperti itu? Tanya Nonya Seo gugup. “Tidak ibu, aku tidak berpikiran seperti itu’ mendengar hal itu Nyonya Seo lega.
Kemudian Nyonya Seo meninggalkan Ma Ju.” Ibu tunggu, Apa aku terlihat seperti pengecut? Tanya Ma Jun, “Siapa yang bilang seperti itu? Tanya Nonya Seo, “Temanku” jawab Ma Jun. “Jangan dengarkan mereka, bagi ibu kau adalah yang terbaik” .”mulai sekarang aku akan melakukan yang terbaik, aku akan lebih baik dari Tak Goo dan aku akan sukses seperti ayah, tunggu dan lihat, akau akan dapat mencapainya” mendengar hal itu nyonya Seo senang sekali dan memeluk Ma Jun.
Malam-malam Tak Goo pergi meninggalkan rumah dan menemui manager Han.”Apakah ada orang yang mengetahuimu pergi? Tanya manager Han. Tak Goo menggeleng. “Masuklah ke dalam mobil” pinta manager Han. “Jika aku masuk mobil apa aku akan bertemu ibu? Tanya Tak Goo. “ya, jangan sekali-sekali pergi ke pusat perbelanjaan atau menampakkan dirimu lagi”, Tak Goo mengangguk dan masuk dalam mobil. “Ibu tunggu aku, aku akan bertemu denganmu, aku segera datang”
Seorang kakek tua mendatangi rumah tua dan menggedor-gedor pintu gerbangnya. Pria dari rumah itu keluar “kakek apa yang kau lakukan ini masih jam 2 pagi” Tanya pria itu kesal. “Aku ingin mengambil kejuku, kau harus membawanya turun” teriak kakek itu. “ini masih sangat pagi, kau bisa kembali fajar nanti” kata pria itu. “Tidak bisa, pokoknya aku harus mengambilnya sekarang”.
Akhirnya pria itu turun membawakan pesanan kakek itu. Pria itu menyarankan agar lain kali kakek menyuruh orang lain yang lebih muda untuk mengambil keju. Kakek itu marah, ia berkata kalau dia masih muda...
Kakek itu lalu membawa 4 box kejunya, tiba-tiba ia terhenti dan melihat sebuah mobil yang berhenti dipelabuhan. Ternyata itu adalah Tak Goo.
Sopir yang membawa Tak Goo menyerahkan Tak Goo pada seseorang. “Bawa anak itu dan jangan biarkan ia kembali ke korea” kata sopir itu sambil memberikan sejumlah uang. Orang-orang itu lalu melihat Tak Goo. “Mana ibuku? Tanya Tak Goo. “Lakukan apa yang mereka pinta, maka kau akan bertemu ibumu”. Ia kemudian meninggalkan Tak Goo. Sementara itu kakek melihat dari kejauhan.
“Mana ibuku? Tanya Tak Goo. “Hei mengapa kau mencari ibumu disini” kata preman itu. Tak Goo mulai curiga, ia melihat mobil yang membawanya telah pergi. Preman itu membawa Tak Goo, namun Tak Goo memberontak dan akhirnya lari. Tak Goo berlari tanpa tujuan, yang hanya ia pikirkan agar ia tidak tertangkap. Hingga ia menemukan sebuah ruangan kosong, dan masuk ke dalamnya. Sementara itu preman yang mengejar Tak Goo telah kehilangan jejaknya.
Dalam ruangan itu dia bertemu kakek tua dan menolongnya untuk bersembunyi. “Hei mengapa kau diam saja? Apa kau takut denganku? Tanya kakek. “tidak, aku sedih karena tidak bertemu ibuku, kalau ibuku tidak bersama mereka, lalu dimana ibuku sekarang” kata Tak Goo menangis.
Ma Jun pergi ke rumah pembuatan kue, “Apa yang kau lakukan disini? Tanya presdir. “Aku juga ingin belajar membuat kue” kata Ma Jun mantap, presdir heran dengan perubahan Ma Jun, sementara itu manager Han melihatnya dari jauh dan tersenyum menang.
“Makan lah roti ini, aku tahu ketika orang selesai menangis pasti dia akan merasa lapar” kata kakek. “Terima kasih kek” kata Tak Goo. “Kau sangat sopan sekali” ucap kakek.,
“Kakek apa kau pembuat roti juga?” Tanya Tak Goo. “bagaimana kau bisa tahu?”Tanya kakek. “aku bisa tahu dari baunya”. “Apa, kau bisa tahu hanya dengan baunya? Tanya kakek sedikit terkejut.”Ya, aku pandai dalam mendeteksi aroma yang berbeda, bau kakek dan bau presiden sama” kata Tak Goo.
Setelah memakan rotinya Tak Goo berpamitan “Kau mau kemana? Tanya kakek, aku mau mencari ibuku jawab Tak Goo. “Bagaimana kau bisa mencari ibumu sendirian? Tanya kakek. “Aku harus mencari orang yang pergelangan tangannya terdapat tato kincir angin, aku harus menemukannya pertama kali, dia adalah ibuku, jika anaknya saja tidak berusaha menemukannya lalu siapa lagi” kakek akhirnya menyerah, ia membiarkan Tak Goo pergi.
Tak Goo berpamitan kepada kakek dan berterima kasih telah memberikannya roti. Sebelum pergi Tak Goo bertanya sesuatu “Kakek, ibuku pernah berkata, bahwa orang yang baik akan menang, apa ibuku berkata benar?kakek sudah tinggal lebih lama dari ibuku, jadi kakek pasti tahu itu benar atau tidak, apakah orang yang berbelas kasih bisa menaklukkan dunia?”. Kakek tak langsung menjawab, ia berpikir sejenak. “Lalu dunia seperti apa yang kau inginkan? Tanya kakek. Tak Goo berpikir. “Aku menginginkan seperti apa yang telah dikatakan ibu” jawab Tak Goo. “Baiklah, buatlah dunia seperti itu” kata kakek. Tak Goo mengerti. “Siapa namamu? Tanya kakek. “Namaku Kim Tak Goo” jawab Tak Goo. Tak Goo kemudian pergi meninggalkan kakek.
12 tahun kemudian
Segerombolan preman membuat keonaran dipasar, mereka mengobak abrik dagangan para penjual. Para penjual dan pembeli ketakukan. Tiba-tiba datanglah seorang pemuda, dia menghajar preman itu sampai babak belur. Setiap preman yang dihajar, pemuda itu membuka lengan mereka.
Semua preman berkumpul dan mohon ampun.”Hei kalian mengapa tidak hidup lebih baik?jadilah manusia yang baik. Tidakkah kau tahu orang yang baik akan menang. Semua yang menonton manggut-manggut,,hahaha. “Jika kalian membuat onar lagi, kalian akan berhadapan denganku” kata Tak Goo.
Tak Goo kemudian pergi, namun berbalik lagi. “Jika kalian menemukan orang yang mempunyai tato kincir angin ditangannya, segera lapor padaku” tegas Tak Goo. “Baiklah” kata preman itu. “Namun siapa namamu? Tanya salah satu preman. “namaku adalah KIM TAK GOO” nama itu bukan karena aku pandai bermain tenis meja namun mempunyai arti Tak = tinggi, dan Goo = menyelamatkan. Jadi ingat-ingatlah namaku.
Label: Bread Love And Dream