~episode 4~ bread, Love, and Dream
IrmaKamaruddin | update: 22 Des 2010 @ 19.49 | 0 comments
~episode 4~ bread, Love, and Dream
Tak Goo berusaha berlari sekuat tenaga untuk melarikan diri dari bekapan Seung Jae, Tak Goo berlari kearah rumah, tempat Il Jong sedang membuat kue. Sambil berlari Tak Goo memikirkan kata2 Ja Rim bahwa jangna pernah pergi kerumah karna ayah sangat tidak suka namun Tak Goo tetap berlari. Dan sampai dirumah itu Tak Goo tersandung dan menjatuhkan kue yang telah dibuat Il Jong. Il Jong terkejut melihat Tak Goo kemudian menyuruhnya bangun. “Jelaskan mengapa kau berlari kesini pada malam2 begini dan membuat semua berantakan” seru Il Jong. Tak Goo ragu menjawab. “Cepat katakana sekarang” bentak Il Jong.
Tiba2 Seung Jae datang dan mengatakan bahwa ia mengawasi Tak Goo.”saya melihat anak ini mengintip lewat jendela, aku takut dia akan mengganggu anda, dan sebenarnya saya bermaksud untuk membawana pergi diam2.
Pandangan beralih pada Tak Goo “Mengapa kau mengintip? Tanya Il Jong. Tak Goo menjawab dengan ragu2. “Aku tidak tahu, ketika aku tidur aku mencium bau yang sangat enak, ketika aku sadar aku sudah berada disini dan melihat presdir melakukan…
Seung Jae kemudian membawa Tak Goo pergi meninggalkan tempat itu namun Il Jong menghentikannya. “Tunggu. Biarkan anak ini tetap disini, dank au boleh pergi” kata Il Jong pada Seung Jae. Mendengar hal itu Seung Jae kaget berbeda dengan Tak Goo yang tersenyum senang.
Il Jong menyuruh Tak Goo untuk mendekat agar bisa melihatnya membuat roti, dengan senang hati Tak Goo berlari mendekati Il Jong, namun Il Jong menyuruhnya mundur 1 langkah karena itu terlalu dekat.., melihat hal itu Seung Jae hanya diam karena Shock,,sekaligus khwatir. Il Jong mulai membuat roti dengan heroic sementara itu Tak Goo hanya bisa bengong melihat takjub..diluar Seung Jae terlihat cemas.
Saat Il Jong serius membuat kue, tiba2 berbunyi suara “kruyuk,,,” Tak Goo memengani perutnya, Il Jong pun mendengarnya. Il Jong menyuruh Tak Goo mengkutinya kemeja makan, Tak Goo disuguhi roti satu piring yang baru saja keluar dari oven Tak Goo takjub melihatnya. karena Tak Goo tidak segera memakan roti itu Il Jong bertanya “Apa kau tidak suka roti?”. “tentu saja aku suka, selama ini aku tidak makan roti karena aku tidak bisa membelinya”jawab Tak Goo. Tak Goo memakannya dan sekali lagi sangat takjub dengan rasanya karena ia tidak pernah makan roti seenak ini. Il jong mengatakan bahwa roti ini merupakan roti favoritnya dan ternyata Tak Goo pun sama. “Apa presdir selalu buat roti setiap hari? Tanya Tak Goo. “Dulu setiap pagi aku selalu membuat roti namun sekarang tidak” jawab Il Jong. “Tak Goo katamu kau mencium sesuatu ketika kau tidur? Padahal aku belum mulai membuat kue”Tanya Il Jong. “ Ya, aku juga tidak tau pasti, aku hanya mencium sesuatu yang enak, seperti bau gula dan anggur, aku selalu emncium bau ini ketika lewat ditoko roti”seru Tak Goo. “Apa ada yang salah? Tanya Tak Goo, “Tidak ada, makanlah”kata Il Jong, akhirnya mereka makan roti bersama.
Tak Goo membawa roti 1 keranjang untuk dibawa ke meja makan, sementara itu trio Goo baru saja turun dari tangga. Tak Goo memberi salam pada mereka ber3 dan membawa roti keruang makan. “Apa ini?t anya nenek.”Itu roti nek”jawab Tak Goo, “Iya aku tau ini roti tapi mengapa kau bawa kesini?”Tanya nenek .”karena baru keluar dari oven, presdir menyuruhku membawanya sebelum dingin”. Tak Goo pamit untuk kekamarnya. Nenek menyuruh Tak Goo sarapan bila telah selesai siap2. Tak Goo menolak karena ia bilang sudah makan, nenek terlihat bingung.
Tiba2 Il Jong datang, Trio Goo memberi salam. Nenek menyuruh Il Jong sarapan sebelum ke pabrik, namun Il Jong menolak karena ia sudah makan. “Apa ayah sarapan dengan Tak Goo” seru Ja Rim. Nenek tersenyum senang namun tidak dengan Ma Joon.
Ketika Il Jong persiapan ke pabrik, ia masih memikirkan apa yang dikatakan Tak Goo padanya.
Ma Joon pergi ke kamar Tak Goo dan bertanya langsung apa benar Tak Goo pergi ke tempat ayahnya membuat kue dan makan bersama dengannya. Tak Goo dengan enteng mengatakan semua itu benar, Ma Joon serasa tidak percaya “Tempat itu bukanlah tempat dimana orang2 sepertimu dapat pergi seperti yang kau inginkan, apa kau mengerti? Kata Ma Joon. “Tapi presdir tidak berkata demikian, aku boleh memonton presdir membuat roti setiap minggu dan rabu” kata Tak Goo. “Jangan berbohong” kata Ma Joon. “Apa kau belum pernah kesana? Aku akan mengajakmu bila aku kesana” seru Tak Goo. Ma Joon menolak ajakan Tak Goo, ia mengatakan sangat membenci bau roti. Ma Joon mendorong Tak Goo dan keluar. Ma Joon sangat terkejut melihat presdir ada di depan pintu,
Ma Joon sangat terkejut melihat ayahnya berdiri dipintu, Il Jong menyuruh Ma Joon untuk bersiap2 untuk ke pabrik begitu pula dengan Tak Goo, Ma Joon kaget dengan keputusan ayahnya membawa Tak Goo ke pabrik. Tak Goo sangat senang, namun tidak dengan Ma Joon, ia menatap Tak Goo dengan tidak senang.
Bibi Gong mengatakan pada In Sook bahwa presdir pergi ke pabrik. In Sook heran karena ini hari minggu. Bibi mengatakan ia pergi tidak hanya dengan Ma Joo. In Sook terperanjak karena presdir juga membawa Tak Goo ke pabrik.
Presdir akhirnya sampai di pabrik, para karyawan member salam. Ayah Man Hee kaget melihat Tak Goo bersama presdir. Rombongan Presdir mulai meninjau pabrik.
Il Jong mengecek tepung yang akan digunakan untuk membuat roti, ia mengepalkan tepungnya. “Apa yang presdir lakukan? Tanya Tak Goo. “Presdir mengecek apakah tepung itu menempel pada tangan, bila iya maka tepung tidak baik untuk membuat roti karena kelembabaknnya terlalu tinggi” kata Ma Joon. “Wah,,,kau jauh lebih pintar daripada yang terlihat”
Presdir membawa Ma Joo dan Tak Goo suatu ruangan, mereka ditantang untuk dapat menyebutkan adonan mana yang bagus dipakai untuk membuat roti dari ke 4 adonan yang ada. Ma Joon mulai memeganga adonan dengan tangannya dan menyebutkan bahwa roti nomor tiga. Para karyawan terlihat senang melihat tebakan Ma Joon benar.
Kini giliran Tak Goo, Tak Goo mencium satu persatu dari ke4 adoanan, para karyawan terheran2. Tak Goo sangat lama mengambil keputusan. “Aku tidak yakin, sepertinya tidak ada yang baik” kata Tak Goo. Mendengar itu Ma Joon marah.”Jadi kau mengatakan bahwa aku salah?”. “Aku tidak mengatakan kau salah namun aku mengatakan tidak ada yang baik”, kata Tak Goo. Adonan pertama : memiliki rasa manis yang berbeda, dan yang lainnya hanya manis seperti gula harus, namun nomer tiga memang hampir mirip tapi baunya tidak seperti bau adoanan yang presdir buat tadi pagi yang mempunyai sedikit rasa asam. jadi aku tidak yakin kata Tak Goo. Il Jong tertawa dengan jawaban Tak Goo.
“Untuk kesimpulan yang pertama, jawaban Ma Joon benar”. Kat Il Jong. Terlihat tawa sinis Ma Joon bangga. Namun Tak Goo pun benar , semua terperanjang dengan kata2 Il Jong. “Aroma ragi yang kau bau tadi pagi memang tidak ada di adonan ini. karena ragi yang saya gunakan adalah ragi beras, namun karena ragi beras mempunyai masa kadaluarsa jadi kita menggunakan ragi yang berbeda di pabrik, jadi aroma fermentasi berbeda.” Kata Il Jong menjelaskan. Para karyawan sangat takjub melihat kehebatan Tak Goo , karena Tak Goo bisa menilai perkemabangan fermentasi dengan hanya membaunya.
Diluar pabrik Ma Joon marah2 dengan ibunya “Mengapa kau lakukan ini pada ayah?semua orang menonton, ibu telah mempermalukan ayah? Kata Ma Joon marah. “Hanya dengan cara ini, ayahmu tidak menganggapmu enteng” seru In Sook. In Sook mendekat dan memegang bahu Ma Joon, “Kau adalah anakku, tak perlu bagimu untuk berdiri dengan anak rendahan seperti dia, dengan kata lain kau tidak perlu bersaing dengannya”. Ma Joon masuk mobil dengan kesal.
Manager Han Seung Jae datang “Kau tidak seharusnya melakukan itu” kata Seung Jae. In Sook malah balik marah “jika kau tak suka dengan caraku maka lakukan caramu dengan cepat, kau selalu ragu, aku tak punya pilihan lain untuk melakukannya sendiri”. Kemudian In Sook masuk masuk mobil dan pulang.
Dirumah keluarga Goo, In Sook lagi2 dimarahi mertuanya lagi. “Jadi kau ke pabrik hanya untuk membawa Ma Joon pulang? He,,benar2 hebat, membuat perbuatan bodoh mengeluarkan anak itu di hadapan banyak orang” kata nenek. “mengapa kau selalu berpikir dangkal, bagaimana mungkin kau hanya mempertimbangkan perasaanmu sendiri?. “Sudah kukatakan ibu, lihatlah dengan seksama dan perlahan, ketika ibu menginginkan anak itu dirumah ini, peristiwa ini akan sering terjadi. Nenek berdiri kemudian meninggalkan In Sook, sementara itu Ja Kyung hanya cuek saja sambil membaca bukunya.
Setelah nenek pergi, In Sook tertawa sinis dan mulai mengulangi perkataan nenek, “berpikir dangkal?, mempertimbangkan perasaanku sendiri? Hick,,tiba2 Ja Kyung menjawab “mengenai ibu berpikir dangkal aku setuju dengan nenek". “Setiap kali ibu marah, ibu selalu melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya. Kapan kau menghentikan ini ibu?. “Jika kau mengkhawatirkan ibu mengapa kau tidak terlahir sebagai anak itu?. “Aku telah menyesal sejak saat itu” kata Ju Kyung lalu meninggalkan ibunya. “Kalau memang kamu menyesal,mengapa kau tidak mencari seorang pria kaya dan menikah dengannya” teriak In Sook.
In Sook memanggil bibi Goong dan bertanya kappan Presdir pulang dari Cheongsan, bibi menjawab biasanya jam 3 sore. In Sook melihat jam, jam menunjukkan pukul 11.05. In Sook mulai berpikir seakan ada yang akan direncanakan.
Dalam perjalanan pulang, Tak Goo meminta maaf pada presdir karena membuat presdir dan Nyonya bertengkar, presdir malah tersenyum. Ia malah bertanya pada Tak Goo lapar. Tak Goo tak menyangka dengan pertanyaan presdir. “Jika kau punya temoat yang baik untuk makan mie kita bisa kesana” kata presdir. Tak Goo berpikir sejenak kemudian berkata “Aku tahu tempat yang baik untuk itu”.
Tiada terduga ternyata Tak Goo membawa presdir kerumahnya. Mi Sun sangat senang bertemu Tak Goo namun terkejut melihat kedatangn presdir, “Ibu, presdir ingin makan mie yang paling enak, makanya aku bawa kesini” kata Tak Goo senang. Sementara itu Seung Jae terlihat sangat tidak senang.
Mi Sun segera pergi kedapur diikuti dengan ibu Man He, ibu Man He malah bertanya2 apakah itu benar2 presdir, dia tidak percaya presdir bisa kerumahnya. Namun Mi Sun malah sibuk mencari bahan2 yang akan digunakan untuk memasak mie. Mi Sun dan ibu Man He berbagi tugas, sementara Mi Sun kepasar untuk membeli bahan mie dan mentimun, ibu Man He merebus air.
Didalam rumah presdir menggambil foto Mi Sun dan Tak Goo, ia tersenyum. “Kapan kalian berfoto” Tanya presdir. “setaun yang lalu, ibu bekerja membersihkan tempat studio foto sebagai bayaran agar kami bisa foto, selama hidupku aku baru pertama kali berfoto” kata Tak Goo tersenyum.
Tiba2 dari luar terdengar suara teman Tak Goo, yang memanggil namanya. Presdir mempersilakan Tak Goo untuk keluar dan bermain dengan temannya.presdir merasa miris dengan kehidupan Mi Sun dan Tak Goo. Teman2 Tak Goo protes padanya karena pindah sekolah tanpa bilang pada mereka. Man He mulai bertanya dengan pertanyaan2 konyol “Apakah wanita2 di Seoul cantik2, katanya kulit mereka halus bagai es dan putih”. Tak Goo bingung menjawabnya. Teman Tak Goo lainnya menimpali “Jika benar memangnya kau tahu, kedengarnya lembut seperti tahu, bukan? Mereka semua tertawa. Tiba2 Tak Goo teringat Yu Kyung.
Ditoko anggur Yu Kyung memohon kepada pemilik toko untuk memberikannya utangan, namun pemilik toko menolak karena Yu Kyung sudah sering mengutang, ia menyuruh Yu Kyung membayar jika mau membawa minuman itu. Yu Kyung kabur membawa teko berisi minuman, pemilik took mengejarnya. Yu Kyung tertangkap. “Paman biarkan aku membawanya, aku mohon” seru Yu Kyung, awalnya paman tersebut menolak, namun setelah melihat tangan Yu Kyung yang penuh luka akhirnya paman tersebut mengijinkannya, namun ini yang terakhir kali. Setelah berbalik betapa terkejutnya Yu Kyung melihat Tak Goo dihadapannya. Mereka saling memandang, Tak Goo teringat kata2 temannya bahwa ibu Yu Kyung kabur dengan pria lain.
Tak Goo mengantar Yu Kyung pulang, Yu Kyung menanyakan kabar Tak Goo dan sekooahnya, ia pun bertanya tentang sikap ayahnya padanya. Namun ditengah jalan Yu Kyung menyuruh Tak Goo pulang duluan karena ia takut Tak Goo ketahuan ayahnya. Sebelum Tak Goo pergi Yu Kyung meminta Tak Goo menari lagi (liat Ep sebelumnya). Mereka tertawa bersama. Setelah melakukannya 2 kali betapa terkejutnya Tak Goo melihat ayah Yu Kyung berlari ke arahnya.
Ayah Yu Kyung sudah tidak bisa menahan amarahnya, ia melayangkan tangannya kea rah wajah Tak Goo namun ditangkap presdir. “Siapa kau?” tanya ayah Yu Kyung, “Aku ayah ini” jawab presdir tenang sambil menghempaskan tangan ayah Yu Kyung. “Kau piker aku takut denganmu” kata ayah Yu Kyung. Ia kemudian melayangkan tangannya kewajah presdir namun presdir berhasil menghindar dan memukul balik. Mi Sun dan Yu Kyung tiba, Mi Sun terkejut melihat Tak Goo berdarah. “Jangan khawatir bu, aku tidak apa2, presdir telah menyelamatkan aku”. Presdir membantu Tak Goo berdiri, sementara itu Seung Jae baru saja datang dan melihat presdir membersihkan baju Tak Goo.
Sementara itu dirumah keluarga Goo, In Sook merasa gelisah karena Il Jong tak kunjung datang, ia melihat jam. Jam menunjukkan pukul 5 sore.
In Soo marah besar mendengar Il Jong ke rumah Mi Sun. “Apa yang kau lakukan disana hah? Hanya berbicara?atau mengulang kembali peristiwa 12 tahun lalu?” Tanya In Sook marah. Presdir tidak menaggapinya dan pergi untuk istirahat. Namun In Sook menahannya “jangan melarikan diri, apa kau memikirkan untuk mempunyai keluarga ganda, dan kau akan mampir ke rumah wanita itu setiap kali kau pergi ke Cheongsan? Teriak In Sook. Il Jong sangat terkejut dengan ucapan In Sook, “Dalam hal ini kompensasi di perlukan”kata Il Jong. “Yeobo” teriak In Sook. “Hari ini dengan bodoh kau pergi ke pabrik dan mempermalukanku di hadapan staf”. Teriak Il Jong balik. Il Jong kemudian pergi meninggalkan In Sook.
Il Jong pergi ke kantornya, entah apa yang dipikirkan. Sepertinya ia lelah hidup ama si In Sook. Ia melihat tangannya yang terluka dan menggenggamnya.
Mi Sun melihat Tak Goo yang sedang tidur, ia membelai Tak Goo sambil memikirkan sesuatu
Malam itu hujan turun deras, Ma Jon terbangun dan keluar amar, namun di terhenti karena ada suara pintu yang terbuka. Ma Joon curiga kemudian melihat apa yang terjadi, nenek pun demikian ia terbangun setelah mendengar ada hal yang tidak beres.
Nenek memeriksa keadaan, ia menuju lantai atas dan tanpa sengaja melihat In Sook dan Seung Jae pergi ke samping rumha yang biasanya digunakan Il Jongbuat roti. Nenek curiga dan mengikuti mereka. Dari atas Ma Joon melihat nenek turun tangga.
“Berbicara denganmu ditempat ini sangat berbahaya, jika ada sesuatu untuk dibicarakan, kita pergi ke Cheongpyeong”. Kata Seung Jae. “Apakah kau suka melihat aku seperti ini? sebenarnya apa yang kau tunggu? Tanya In Sook. “Kau bahkan juga pergi ke rumah wanita itu dan hanya sebagai penonton, bahkan ketika Tak Goo nanti akan menggantikan Ma Joon untuk menjadi pewaris, Apakah kau masih akan menjadi penonton hah? Seru In Sook kesal. “Bukan kah kau sudah janji tidak akan membiarkan aku seperti ini lagi”. “Il Jong pergi dengan wanita itu apa kau sangat terluka?menjadi orang yang tidak dipeduliakn, mengapa kau masih mencintainya, tidak cukupkan hanya dengan menjadi istrinya, apa lagi yang kau inginkan, uangnya, hatinya, apalagi? Tanya Seung Jae. “Apa artiku untukmu? Tanya Seung Jae.
In Sook memeluk Seung Jae.”Kau tetap dihatiku, dan ayah dari anakku, apakah itu tidak cukup”. Sementara itu nenek sudah berdiri di balik pintu dan mendengar semuanya..hanya 1 tujuan kita, jadikan Ma Joon sebagai pewaris keluarga Goo, dan aku akan menjadi milikmu seutuhnya. nenek sangat Shock mendengarnya. Seung Jae kalap dan mau berbuat sesuatu dengan In Sook. In Sook menolak dan menampar Seung Jae, “Jangan di sini tapi di Cheongpyeong” kata In Sook. Seung Jae tertawa getir, In Sook Akting lagi “Seung Jae kau tau perasaanku”. “Ya aku tahu, aku tau apa yang kau inginkan lebih dari orang lain” kata Seung Jae.
Seung Jae meninggalkan In Sook, In Sook mengejarnya, namun betapa terkejutnya mereka mendapati nenek tengah berdiri di depan pintu. “Dasar Kau wanita kotor, bisa2nya kau merencanakan ini semua didalama rumahku” seru nenek marah besar. Ma Joon anak siapa? Siapa? Teriak nenek. “Seung Jae, kau….bagian apa yang tidak puas kau dapatkan dari keluargaku, ketika orang tuamu meninggal aku yang telah membesarkanmu dan menyekolahkanmu, bagaimana kau bisa membalasnya dengan kejahatan, kau bahkan dengan Il Jong sebagai saudara, mengapa kau mengkhinati kami” teriak nenek. Kalian berdua, tidak akan kubiarkan lolos teriak nenek.
Tak Goo membawa roti 1 keranjang untuk dibawa ke meja makan, sementara itu trio Goo baru saja turun dari tangga. Tak Goo memberi salam pada mereka ber3 dan membawa roti keruang makan. “Apa ini?t anya nenek.”Itu roti nek”jawab Tak Goo, “Iya aku tau ini roti tapi mengapa kau bawa kesini?”Tanya nenek .”karena baru keluar dari oven, presdir menyuruhku membawanya sebelum dingin”. Tak Goo pamit untuk kekamarnya. Nenek menyuruh Tak Goo sarapan bila telah selesai siap2. Tak Goo menolak karena ia bilang sudah makan, nenek terlihat bingung.
Tiba2 Il Jong datang, Trio Goo memberi salam. Nenek menyuruh Il Jong sarapan sebelum ke pabrik, namun Il Jong menolak karena ia sudah makan. “Apa ayah sarapan dengan Tak Goo” seru Ja Rim. Nenek tersenyum senang namun tidak dengan Ma Joon.
Ketika Il Jong persiapan ke pabrik, ia masih memikirkan apa yang dikatakan Tak Goo padanya.
Flasback : Il Jong membuka memorinya ketika ia belajar membuat roti, gurunya mengatakan bahwa “Pada awal fermentasi akan tercium bau sedikit manis seperti gula halus dan anggur beras yang seperti anggur beras. Untuk menguji suatu komposisi adonan kalian bisa menekan adonan itu, namun bisa juga di rasakan dengan bau. Orang yang bisa membedakan komposisi adonan dari bau, aku telah menemukannya hanya satu orang selama hidupku. Itulah sebabnya orang itu disebut jenius. Flasback selesai.
Ma Joon pergi ke kamar Tak Goo dan bertanya langsung apa benar Tak Goo pergi ke tempat ayahnya membuat kue dan makan bersama dengannya. Tak Goo dengan enteng mengatakan semua itu benar, Ma Joon serasa tidak percaya “Tempat itu bukanlah tempat dimana orang2 sepertimu dapat pergi seperti yang kau inginkan, apa kau mengerti? Kata Ma Joon. “Tapi presdir tidak berkata demikian, aku boleh memonton presdir membuat roti setiap minggu dan rabu” kata Tak Goo. “Jangan berbohong” kata Ma Joon. “Apa kau belum pernah kesana? Aku akan mengajakmu bila aku kesana” seru Tak Goo. Ma Joon menolak ajakan Tak Goo, ia mengatakan sangat membenci bau roti. Ma Joon mendorong Tak Goo dan keluar. Ma Joon sangat terkejut melihat presdir ada di depan pintu,
Ma Joon sangat terkejut melihat ayahnya berdiri dipintu, Il Jong menyuruh Ma Joon untuk bersiap2 untuk ke pabrik begitu pula dengan Tak Goo, Ma Joon kaget dengan keputusan ayahnya membawa Tak Goo ke pabrik. Tak Goo sangat senang, namun tidak dengan Ma Joon, ia menatap Tak Goo dengan tidak senang.
Bibi Gong mengatakan pada In Sook bahwa presdir pergi ke pabrik. In Sook heran karena ini hari minggu. Bibi mengatakan ia pergi tidak hanya dengan Ma Joo. In Sook terperanjak karena presdir juga membawa Tak Goo ke pabrik.
Presdir akhirnya sampai di pabrik, para karyawan member salam. Ayah Man Hee kaget melihat Tak Goo bersama presdir. Rombongan Presdir mulai meninjau pabrik.
Il Jong mengecek tepung yang akan digunakan untuk membuat roti, ia mengepalkan tepungnya. “Apa yang presdir lakukan? Tanya Tak Goo. “Presdir mengecek apakah tepung itu menempel pada tangan, bila iya maka tepung tidak baik untuk membuat roti karena kelembabaknnya terlalu tinggi” kata Ma Joon. “Wah,,,kau jauh lebih pintar daripada yang terlihat”
Presdir membawa Ma Joo dan Tak Goo suatu ruangan, mereka ditantang untuk dapat menyebutkan adonan mana yang bagus dipakai untuk membuat roti dari ke 4 adonan yang ada. Ma Joon mulai memeganga adonan dengan tangannya dan menyebutkan bahwa roti nomor tiga. Para karyawan terlihat senang melihat tebakan Ma Joon benar.
Kini giliran Tak Goo, Tak Goo mencium satu persatu dari ke4 adoanan, para karyawan terheran2. Tak Goo sangat lama mengambil keputusan. “Aku tidak yakin, sepertinya tidak ada yang baik” kata Tak Goo. Mendengar itu Ma Joon marah.”Jadi kau mengatakan bahwa aku salah?”. “Aku tidak mengatakan kau salah namun aku mengatakan tidak ada yang baik”, kata Tak Goo. Adonan pertama : memiliki rasa manis yang berbeda, dan yang lainnya hanya manis seperti gula harus, namun nomer tiga memang hampir mirip tapi baunya tidak seperti bau adoanan yang presdir buat tadi pagi yang mempunyai sedikit rasa asam. jadi aku tidak yakin kata Tak Goo. Il Jong tertawa dengan jawaban Tak Goo.
“Untuk kesimpulan yang pertama, jawaban Ma Joon benar”. Kat Il Jong. Terlihat tawa sinis Ma Joon bangga. Namun Tak Goo pun benar , semua terperanjang dengan kata2 Il Jong. “Aroma ragi yang kau bau tadi pagi memang tidak ada di adonan ini. karena ragi yang saya gunakan adalah ragi beras, namun karena ragi beras mempunyai masa kadaluarsa jadi kita menggunakan ragi yang berbeda di pabrik, jadi aroma fermentasi berbeda.” Kata Il Jong menjelaskan. Para karyawan sangat takjub melihat kehebatan Tak Goo , karena Tak Goo bisa menilai perkemabangan fermentasi dengan hanya membaunya.
Rombongan Il Jong mulai melihat2 pengepakan roti. Tak Goo menunjuk ada pengepakan roti dengan dus yang berbeda. Il Jong mengatakan bahwa 10 % dari produksi akan dikirim ke panti jompo dan panti asuhan secara gratis, karena inilah arti yang utama bagiku memproduksi roti di Cheongsan. Tak Goo terheran2. Il Jong menceritakan semasa kecilnya, ia telah melihat susahnya untuk mempertahankan hidup. Bahkan temannya mati karena kelaparan, itu bahkan lebih buruk mati karena peperangan. Menjadi seorang patritok tidak hanya dengan mengangkat senjata, namun mengentaskan kelaparan juga merupakan hal yang patriotic” kata Il Jong menjelaskan.. “Bagaimana? Kau masih mau belajar membuat roti? Aku akan scara pribadi mengajarimu” seru Il Jong.
Tiba2 In Sook datang, “Kau tidak akan menempatkan Ma Joon setara dengan anak ini kan?diliat oleh para karyawan dan berkeliling di pabrik” seru In Sook. “Kau tidak bisa menempatkan anakku setara dengan anak rendahan seperti ini dan menjadi bahan tertawaan bagi orang lain”ejek In Sook. “Apa kau kesini hanya untuk mengucapkan ini” kata Il Jong menahan marah. “Aku mungkin selama ini menerima semua keputusan mu, namun aku tidak bisa menerima anak ini” jawab In Sook. Il Jong membentak In Sook dihadapan karyawan, “Jika kau ingin mengajari anak ini membuat Roti, aku tidak akan membiarkan Ma Joon menyentuh tepung roti” teriak In Sook. In Sook menyuruh Ma Joon pulang, sementara itu para karyawan terlihat tidak enak karena telah mendengar pertengkaran keluarga atasannya. Awalnya Ma Joon tidak mau namun akhirnya ia menurut atas perintah Il Jong.Diluar pabrik Ma Joon marah2 dengan ibunya “Mengapa kau lakukan ini pada ayah?semua orang menonton, ibu telah mempermalukan ayah? Kata Ma Joon marah. “Hanya dengan cara ini, ayahmu tidak menganggapmu enteng” seru In Sook. In Sook mendekat dan memegang bahu Ma Joon, “Kau adalah anakku, tak perlu bagimu untuk berdiri dengan anak rendahan seperti dia, dengan kata lain kau tidak perlu bersaing dengannya”. Ma Joon masuk mobil dengan kesal.
Manager Han Seung Jae datang “Kau tidak seharusnya melakukan itu” kata Seung Jae. In Sook malah balik marah “jika kau tak suka dengan caraku maka lakukan caramu dengan cepat, kau selalu ragu, aku tak punya pilihan lain untuk melakukannya sendiri”. Kemudian In Sook masuk masuk mobil dan pulang.
Dirumah keluarga Goo, In Sook lagi2 dimarahi mertuanya lagi. “Jadi kau ke pabrik hanya untuk membawa Ma Joon pulang? He,,benar2 hebat, membuat perbuatan bodoh mengeluarkan anak itu di hadapan banyak orang” kata nenek. “mengapa kau selalu berpikir dangkal, bagaimana mungkin kau hanya mempertimbangkan perasaanmu sendiri?. “Sudah kukatakan ibu, lihatlah dengan seksama dan perlahan, ketika ibu menginginkan anak itu dirumah ini, peristiwa ini akan sering terjadi. Nenek berdiri kemudian meninggalkan In Sook, sementara itu Ja Kyung hanya cuek saja sambil membaca bukunya.
Setelah nenek pergi, In Sook tertawa sinis dan mulai mengulangi perkataan nenek, “berpikir dangkal?, mempertimbangkan perasaanku sendiri? Hick,,tiba2 Ja Kyung menjawab “mengenai ibu berpikir dangkal aku setuju dengan nenek". “Setiap kali ibu marah, ibu selalu melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya. Kapan kau menghentikan ini ibu?. “Jika kau mengkhawatirkan ibu mengapa kau tidak terlahir sebagai anak itu?. “Aku telah menyesal sejak saat itu” kata Ju Kyung lalu meninggalkan ibunya. “Kalau memang kamu menyesal,mengapa kau tidak mencari seorang pria kaya dan menikah dengannya” teriak In Sook.
In Sook memanggil bibi Goong dan bertanya kappan Presdir pulang dari Cheongsan, bibi menjawab biasanya jam 3 sore. In Sook melihat jam, jam menunjukkan pukul 11.05. In Sook mulai berpikir seakan ada yang akan direncanakan.
Dalam perjalanan pulang, Tak Goo meminta maaf pada presdir karena membuat presdir dan Nyonya bertengkar, presdir malah tersenyum. Ia malah bertanya pada Tak Goo lapar. Tak Goo tak menyangka dengan pertanyaan presdir. “Jika kau punya temoat yang baik untuk makan mie kita bisa kesana” kata presdir. Tak Goo berpikir sejenak kemudian berkata “Aku tahu tempat yang baik untuk itu”.
Tiada terduga ternyata Tak Goo membawa presdir kerumahnya. Mi Sun sangat senang bertemu Tak Goo namun terkejut melihat kedatangn presdir, “Ibu, presdir ingin makan mie yang paling enak, makanya aku bawa kesini” kata Tak Goo senang. Sementara itu Seung Jae terlihat sangat tidak senang.
Mi Sun segera pergi kedapur diikuti dengan ibu Man He, ibu Man He malah bertanya2 apakah itu benar2 presdir, dia tidak percaya presdir bisa kerumahnya. Namun Mi Sun malah sibuk mencari bahan2 yang akan digunakan untuk memasak mie. Mi Sun dan ibu Man He berbagi tugas, sementara Mi Sun kepasar untuk membeli bahan mie dan mentimun, ibu Man He merebus air.
Didalam rumah presdir menggambil foto Mi Sun dan Tak Goo, ia tersenyum. “Kapan kalian berfoto” Tanya presdir. “setaun yang lalu, ibu bekerja membersihkan tempat studio foto sebagai bayaran agar kami bisa foto, selama hidupku aku baru pertama kali berfoto” kata Tak Goo tersenyum.
Tiba2 dari luar terdengar suara teman Tak Goo, yang memanggil namanya. Presdir mempersilakan Tak Goo untuk keluar dan bermain dengan temannya.presdir merasa miris dengan kehidupan Mi Sun dan Tak Goo. Teman2 Tak Goo protes padanya karena pindah sekolah tanpa bilang pada mereka. Man He mulai bertanya dengan pertanyaan2 konyol “Apakah wanita2 di Seoul cantik2, katanya kulit mereka halus bagai es dan putih”. Tak Goo bingung menjawabnya. Teman Tak Goo lainnya menimpali “Jika benar memangnya kau tahu, kedengarnya lembut seperti tahu, bukan? Mereka semua tertawa. Tiba2 Tak Goo teringat Yu Kyung.
Ditoko anggur Yu Kyung memohon kepada pemilik toko untuk memberikannya utangan, namun pemilik toko menolak karena Yu Kyung sudah sering mengutang, ia menyuruh Yu Kyung membayar jika mau membawa minuman itu. Yu Kyung kabur membawa teko berisi minuman, pemilik took mengejarnya. Yu Kyung tertangkap. “Paman biarkan aku membawanya, aku mohon” seru Yu Kyung, awalnya paman tersebut menolak, namun setelah melihat tangan Yu Kyung yang penuh luka akhirnya paman tersebut mengijinkannya, namun ini yang terakhir kali. Setelah berbalik betapa terkejutnya Yu Kyung melihat Tak Goo dihadapannya. Mereka saling memandang, Tak Goo teringat kata2 temannya bahwa ibu Yu Kyung kabur dengan pria lain.
Tak Goo mengantar Yu Kyung pulang, Yu Kyung menanyakan kabar Tak Goo dan sekooahnya, ia pun bertanya tentang sikap ayahnya padanya. Namun ditengah jalan Yu Kyung menyuruh Tak Goo pulang duluan karena ia takut Tak Goo ketahuan ayahnya. Sebelum Tak Goo pergi Yu Kyung meminta Tak Goo menari lagi (liat Ep sebelumnya). Mereka tertawa bersama. Setelah melakukannya 2 kali betapa terkejutnya Tak Goo melihat ayah Yu Kyung berlari ke arahnya.
Tak Goo berlari kencang agar tidak tertangkap, ayah Yu Kyung terus mengejar. Yu Kyung menghalangi ayahnya namun malah dipukul akhirnya Yu Kyung berlari kerumah Tak Goo untuk memberitahu Mi Sun, sementara itu Mi Sun sedang bersama presdir. Yu Kyung berterik2 memanggil Mi Sun, Mi Sun keluar. Dengan nafas tak teratur Yu kyung mengatakan untuk membantu Tak Goo, jika tidak Tak Goo akan terluka. Mendengar hal itu Mi Sun kaget.
Tak Goo bersembunyi di balik tiang besar, namun sayangnya ia ketahuan, “Kau Tak Goo kan? Terakhir kali kau merusak bisnisku, sudah lama aku mencarimu dan sekarag aku bertemu denganmu”. Ayah Yu Kyung memegang kerah Tak Goo, “Sudah ku bilang kau padamu, bersemyunyilah dengan baik, jangan sampai aku menemukanmu” Ayah Yu Kyung kemudian menjotos Tak Goo.Mi Sun dan Yu Kyung mencari Tak Goo kesemua tempat. Presdir dan Manager Han Seung Jae juga mencarinya. (kepaksa tuh). Namun mereka belum menemukan Tak Goo.
Sementara itu Tak Goo sudah babak belur dipukul ayah Yu Kyung. “Apa kau memukul Yu Kyung seperti ini setiap hari?” Tanya Tak Goo. “Memangnya kau siapanya Yu Kyung, aku ini ayahnya” Tanya Ayah Yu Kyung balik. “walaupun Yu Kyung anakmu, kau tidak bisa melakukan ini padanya, dia itu putrimu, dia juga manusia, kau sudah dewasa tetapi setiap hari mabuk2an dan membuat masalah, aku tidak takut dengan orang seperti anda” seru Tak Goo menantang. Ayah Yu Kyung hilang kesabaran “Kau tak punya ayah, kepribadianmu sangat buruk”. “Jangan salah, aku punya ayah” kata Tak Goo. “Hah,,dari mana kau dapat ayah? Ibumu berselungkuh dengan seseorang yang sudah berkeluarga dan melahirkan anda”. Tak Goo marah “Aku punya ayah, ibuku tidak seperti itu, jika kau tak tahu apa2 maka jangan bicara apapun”seru Tak Goo.Ayah Yu Kyung sudah tidak bisa menahan amarahnya, ia melayangkan tangannya kea rah wajah Tak Goo namun ditangkap presdir. “Siapa kau?” tanya ayah Yu Kyung, “Aku ayah ini” jawab presdir tenang sambil menghempaskan tangan ayah Yu Kyung. “Kau piker aku takut denganmu” kata ayah Yu Kyung. Ia kemudian melayangkan tangannya kewajah presdir namun presdir berhasil menghindar dan memukul balik. Mi Sun dan Yu Kyung tiba, Mi Sun terkejut melihat Tak Goo berdarah. “Jangan khawatir bu, aku tidak apa2, presdir telah menyelamatkan aku”. Presdir membantu Tak Goo berdiri, sementara itu Seung Jae baru saja datang dan melihat presdir membersihkan baju Tak Goo.
Sementara itu dirumah keluarga Goo, In Sook merasa gelisah karena Il Jong tak kunjung datang, ia melihat jam. Jam menunjukkan pukul 5 sore.
Mi Sun membantu presdir membersihkan luka ditangannya. “Apa yanh harus kami lakukan, jika tangan anda yang berharga terluka”. “Aku tidak apa, ini goresan kecil dan akan sembuh dalam beberapa hari, namun Tak Goo harus istirahat lebih lama” seru presdir. “Tak Goo terlihat sangat berani, lebih kuat daripada yang terlihat, dia sepertimu”. Presdir berterima kasih pada Mi Sun atas semuanya bahkan Mi Sun telah hidup keras seperti ini dan telah berhasil mendidik Tak Goo dengan baik, presdir sangat menyesal, ia tidak dapat membayar semuanya. Mi Sun mengangguk dan hampir menangis, ia pamit untuk membuatkan makanan, namun presdir memegangi tangannya dan memeluk Mi Sun. presdir sangat bersalah pada Mi Sun, Mi Sun menangis dipelukan presdir. Tak Goo mengintip dan tersenyum. Sementara itu dari luar Yu Kyung pergi kerumah Tak Goo dan melihat bayangan Mi Sun dan Presdir berpelukan.
Ayah Yu Kyung dibawa ke kantor polisi, Seung Jae mengurus semuanya. “tidak seharusnya aku diborgol seperti ini, anak itu memang pantas dipukul” kata Ayah Yu Kyung pada polisi. “Apa kau tau anak siapa yang kau pukul, dia adalah anak presdir Il Jong yang membuatkan roti khusus untuk presiden” kata polisi. “Memangnya kenapa, kalau akau memukul anak orang terkenal maka aku diperlakukan seperti ini” tantang ayah Kyu Kyung. “Bukan seperti itu, bahkan bila anak itu anak pengemis kau juga akan diperlakukan sama” kata polisi kemudian meninggalkannya. “Baiklah bila aku keluar aku akan menghancurkan mereka semua” kata ayah Yu Kyung, Manager Han mendengarnya dan berpikir sesuatu.
Presdir dan Manager Han akhirnya tiba dirumah, nenek sangat khawatir apalagi melihat Tak Goo tidak pulang bersama Il Jong, Il Jong mengatakan Tak Goo tidur dirumah ibunya karena terluka. Nenek melihat tangan Il Jong yang juga terluka.In Soo marah besar mendengar Il Jong ke rumah Mi Sun. “Apa yang kau lakukan disana hah? Hanya berbicara?atau mengulang kembali peristiwa 12 tahun lalu?” Tanya In Sook marah. Presdir tidak menaggapinya dan pergi untuk istirahat. Namun In Sook menahannya “jangan melarikan diri, apa kau memikirkan untuk mempunyai keluarga ganda, dan kau akan mampir ke rumah wanita itu setiap kali kau pergi ke Cheongsan? Teriak In Sook. Il Jong sangat terkejut dengan ucapan In Sook, “Dalam hal ini kompensasi di perlukan”kata Il Jong. “Yeobo” teriak In Sook. “Hari ini dengan bodoh kau pergi ke pabrik dan mempermalukanku di hadapan staf”. Teriak Il Jong balik. Il Jong kemudian pergi meninggalkan In Sook.
Il Jong pergi ke kantornya, entah apa yang dipikirkan. Sepertinya ia lelah hidup ama si In Sook. Ia melihat tangannya yang terluka dan menggenggamnya.
Mi Sun melihat Tak Goo yang sedang tidur, ia membelai Tak Goo sambil memikirkan sesuatu
Malam itu hujan turun deras, Ma Jon terbangun dan keluar amar, namun di terhenti karena ada suara pintu yang terbuka. Ma Joon curiga kemudian melihat apa yang terjadi, nenek pun demikian ia terbangun setelah mendengar ada hal yang tidak beres.
Nenek memeriksa keadaan, ia menuju lantai atas dan tanpa sengaja melihat In Sook dan Seung Jae pergi ke samping rumha yang biasanya digunakan Il Jongbuat roti. Nenek curiga dan mengikuti mereka. Dari atas Ma Joon melihat nenek turun tangga.
“Berbicara denganmu ditempat ini sangat berbahaya, jika ada sesuatu untuk dibicarakan, kita pergi ke Cheongpyeong”. Kata Seung Jae. “Apakah kau suka melihat aku seperti ini? sebenarnya apa yang kau tunggu? Tanya In Sook. “Kau bahkan juga pergi ke rumah wanita itu dan hanya sebagai penonton, bahkan ketika Tak Goo nanti akan menggantikan Ma Joon untuk menjadi pewaris, Apakah kau masih akan menjadi penonton hah? Seru In Sook kesal. “Bukan kah kau sudah janji tidak akan membiarkan aku seperti ini lagi”. “Il Jong pergi dengan wanita itu apa kau sangat terluka?menjadi orang yang tidak dipeduliakn, mengapa kau masih mencintainya, tidak cukupkan hanya dengan menjadi istrinya, apa lagi yang kau inginkan, uangnya, hatinya, apalagi? Tanya Seung Jae. “Apa artiku untukmu? Tanya Seung Jae.
In Sook memeluk Seung Jae.”Kau tetap dihatiku, dan ayah dari anakku, apakah itu tidak cukup”. Sementara itu nenek sudah berdiri di balik pintu dan mendengar semuanya..hanya 1 tujuan kita, jadikan Ma Joon sebagai pewaris keluarga Goo, dan aku akan menjadi milikmu seutuhnya. nenek sangat Shock mendengarnya. Seung Jae kalap dan mau berbuat sesuatu dengan In Sook. In Sook menolak dan menampar Seung Jae, “Jangan di sini tapi di Cheongpyeong” kata In Sook. Seung Jae tertawa getir, In Sook Akting lagi “Seung Jae kau tau perasaanku”. “Ya aku tahu, aku tau apa yang kau inginkan lebih dari orang lain” kata Seung Jae.
Seung Jae meninggalkan In Sook, In Sook mengejarnya, namun betapa terkejutnya mereka mendapati nenek tengah berdiri di depan pintu. “Dasar Kau wanita kotor, bisa2nya kau merencanakan ini semua didalama rumahku” seru nenek marah besar. Ma Joon anak siapa? Siapa? Teriak nenek. “Seung Jae, kau….bagian apa yang tidak puas kau dapatkan dari keluargaku, ketika orang tuamu meninggal aku yang telah membesarkanmu dan menyekolahkanmu, bagaimana kau bisa membalasnya dengan kejahatan, kau bahkan dengan Il Jong sebagai saudara, mengapa kau mengkhinati kami” teriak nenek. Kalian berdua, tidak akan kubiarkan lolos teriak nenek.
Sementara itu ternyata di luar jendela Ma Joon mendengarkan semua pembicaraan mereka. Dia sangat Shock mendengar kebenaran itu, mengetahui kebenaran dia bukan anak Il Jong namun anak Seung Jae.
Label: Bread Love And Dream