~episode 7~ bread, Love, and Dream
IrmaKamaruddin | update: 22 Des 2010 @ 20.10 | 0 comments
~episode 7~ bread, Love, and Dream
Presiden yang terkejut karena justru Ma Jun yang datang ke workshopnya [rumah terlarang] kemudian mencari Tak Gu di kamar, namun kamar itu kosong dan presiden menemukan surat pamitan dari Tak Gu di meja, begini isinya “Maaf, Presiden. Aku sudah berpikir beberapa kali. Aku rasa aku harus hidup sebagai Kim Tak Gu dan mengatur hidupku sendiri. Jadi, kumohon jangan mencariku. Semoga anda selalu sehat. Selamat tinggal Presiden… dari Kim Tak Gu”.Presiden terlihat sedih dan kecewa.
Sementara itu di tempat yang berbeda, Nyonya Seo dan Manager Han merayakan kemenangan mereka mengusir Mi Sun dan Tak Gu.
Di tempat lain lagi, Tak Gu masih ngobrol sama kakek misterius,” Ibuku bilang bahwa di dunia ini kebaikan akan selalu mengalahkan kejahatan, tapi apakah itu benar?”, tanya Tak Gu pada kakek dengan polosnya. Kakek tersenyum dan menjawab pertanyaan Tak Gu,” Jika kau berharap dunia yang seperti itu, maka itu akan terjadi”. Lalu Tak Gu pamitan pada kakek untuk mencari ibunya lagi. Kakek memandang kepergian Tak Gu dan bicara sendiri [untuk Tak Gu] : Kau akan menemukan tujuanmu. Takdir akan mempertemukan kita kembali. Aku berharap kau akan segera menemukan ibumu.
Di tepi sebuah sungai besar, Mi Sun yang hanyut dan terdampar menggerak-gerakkan tangannya. Mi Sun masih hidup!!!
Ep 7
Kepala gangster yang dihajar oleh Tak Gu di pasar penasaran dengan sosok Tak Gu. Dia kesal pada Tak Gu karena bisa menjadi ancaman bagi gangsternya. Dia menyuruh anak buahnya untuk mengundang Tak Gu datang ke markas mereka [Incheon Wang Ba]. Anak buahnya kaget dengan perintah itu, ternyata kepala gangster itu punya tato kincir angin di lengan kirinya.
Tak Gu melihat sebuah notes untuknya tertempel di kedai kopi. “Jika kau ingin bertemu dengan pria bertato kincir angin. Datanglah ke Incheon Wang Ba”.
Tak Gu : “Bu, semuanya akan segera baik. Tunggulah aku sebentar lagi”.
Malam harinya, dia datang ke tempat yang disebut dalam notes, Incheon Wang Ba. Sampai di markas gangster, Tak Gu “disambut” dengan ucapan selamat datang oleh para gangster dengan pukulan dan hajaran. Tapi mereka tidak sebanding dengan Tak Gu, karena Tak Gu bisa mengalahkan mereka dengan mudah.
Tak Gu membuka pintu markas dan menyapa semuanya dengan cool. Tak Gu mengeluarkan secarik kertas dan menanyakan pria bertato. Salah satu gangster mencoba ngomong, tapi saking kedernya mpe sulit berkata-kata. “Jika kalian berani membohongiku, bersiaplah menjadi mayat!! Mengerti?!!”, ancam Tak Gu. Gangster itu memegang mukanya dan tambah keder mendengar ancaman Tak Gu.
Tiba-tiba terdengar seseorang bertanya “Apa kau Kim Tak Gu?”, suara itu adalah suara kepala gangster yang sedang duduk manis sambil memainkan pisau kecilnya [dari tadi Tak Gu tidak melihat ketua gangster karena tertutup anak buah gangster].
Tak Gu melihat pria itu bertato kincir angin di lengannya, dan dalam sekejap amarahnya meluap, Tak Gu seperti ingin menelan pria itu hidup-hidup . Dia ingin segera menghajar pria itu, tetapi tiba-tiba sebuah pisau melayang ke arah Tak Gu, dan dengan sigap Tak Gu berhasil menghindari pisau itu.
Kepala gangster itu merasa tertarik dengan Tak Gu. Tak Gu tanpa basa-basi langsung menanyakan keberadaan ibunya,”Di mana ibuku?”. Kepala Gangster heran dengan pertanyaan Tak Gu, lalu dia tertawa dan mengerti niat Tak Gu selama ini. “Alasan selama ini berkeliaran di sekitar Gyeonggi do dan memukuli bawahanku, hanya untuk mencari ibumu yang hilang?”. Kepala gangster itu bilang ke Tak Gu kalau dia tidak tahu perihal ibunya yang hilang, dia mencari Tak Gu hanya karena penasaran dengan Tak Gu yang berani memukuli anak buahnya dan dia ingin memberi Tak Gu pelajaran.
Tak Gu marah karena kepala gangster menghina ibunya dan dia langsung menyerang kepala gangster. Mereka saling memukul, bertubi-tubi sampai akhirnya Tak Gu yang menang dan mencengkeram krah baju kepala gangster. “Aku akan membunuhmu!! Di mana ibuku? di mana dia?”, teriak Tak Gu. Kepala gangster tidak tahu di mana ibu Tak Gu. Dia lalu dihajar lagi oleh Tak Gu. Kepala gangster ketakutan, dia benar-benar tidak tahu di mana ibu Tak Gu, dia memohon pada Tak Gu agar Tak Gu membiarkannya hidup. Tak Gu tidak bisa mengendalikan dirinya, dia memukul wajah kepala gangster itu lagi karena merasa dibohongi.
Tak Gu yakin kepala gangster itulah yang menculik ibunya karena kepala gangster punya tato kincir angin di lengannya. Lalu bagaimana orang di hadapannya itu bilang tidak tahu mengenai ibunya. Kepala gangster itu menjelaskan kalau dia hanya meniru tato itu dari seorang pria yang satu sel dengannya ketika di penjara, karena menurutnya gambar tato itu keren,
Tak Gu mengamati lagi tato kincir angin di lengan kepala gangster, ternyata tatonya memang berbeda dengan tato kincir angin di lengan pria yang menculik ibunya. Tak Gu terpukul dan merasa kecewa, karena lagi-lagi dia gagal menemukan petunjuk tentang ibunya. [Tak Gu tahu tatonya berbeda karena dia memang pernah melihat pria bertato kincir angin di lengannya ketika dia masih kecil, hanya saja Tak Gu tidak melihat jelas wajah pria itu, hanya mengenali tatonya dan tato kincir angin si kepala gangster itu bertiang, sedangkan tato pria penculik ibunya tidak bertiang]
Tak Gu bertanya lagi pada kepala gangster itu, tapi kepala gangster tetap menggeleng karena dia benar-benar tidak tahu. Tak Gu ingin meninju muka kepala gangster, tangannya sudah terkepal, tetapi dia tidak jadi melakukannya. Tangannya tertahan di udara. Kepala gangster terus meminta maaf pada Tak Gu, akhirnya Tak Gu bangkit dan bertanya,”Jadi di mana pria itu? [pria bertato kincir angin yang sebenarnya] Jika aku pergi ke penjara sekarang, apakah aku bisa menemukannya?”. “Aku dengar dia sudah keluar beberapa tahun yang lalu, dia telah meninggalkan dunia lamanya [dunia kriminal]. Sekarang, dia bekerja di toko roti di Incheon”, terang kepala gangster.
Tak Gu tanya nama toko roti itu. Kepala gangster itu pelan-pelan bangkit dan mengambil balok kayu di belakangya dan menjawab sambil memukulkan balok kayu ke Tak Gu,”Aku kira namanya, Pal Bong Bakery”. Tapi Tak Gu sudah merasakan adanya ancaman bahaya, tangannya langsung menahan balok kayu itu, sehingga dia bisa menangkis pukulan kepala gangster dengan mudah. Tak Gu akhirnya menghajar kepala gangster sampai pingsan.
Tak Gu sendiri ternyata terluka parah, dia tertatih-tatih keluar dari markas gangster, dan menahan air mata di pelupuk matanya, “Baik, aku baik-baik saja bu… Secepatnya aku akan pergi ke Pal Bong Bakery. Aku akan menemukan pria bertato kincir angin. Aku akan pergi ke Pal Bong Bakery” tekad Tak Gu sambil mengusap air matanya yang keluar tanpa bisa ditahan. Tak Gu berusaha jalan, meskipun dengan tertatih-tatih, menuju Pal Bong Bakery.
Pukul 03.00 di Pal Bong Bakery [selanjutnya mungkin aku singkat PBB ya] para staff mulai bekerja membuat roti, menyiapkan tepung, adonan yang sudah difermentasi, membentuk roti, dan lain-lain. [Personil Pal Bong Bakery : Boss Yang, Jin Gu, Paman Gap Soo, Jae Bok, Yang Mi Sun]
Mereka tekun dalam bekerja, dan Boss Yang menyadari ada pegawai yang menghilang. Orang yang dicari itu, Mi Sun ternyata sedang mengendap-endap di ruang penyimpanan roti dan akan memakan cake. Cake sudah sampai di mulut dan siap ditelan sampai Boss Yang dengan teriakan dan tatapan marahnya menghentikan Mi Sun.
Mi Sun disidang di depan semua staff, Boss Yang kesal dengan kelakuan Mi Sun dan memutuskan untuk memotong gaji Mi Sun. Mi Sun kaget, “lagi?” [Jadi Mi Sun ini emang udah kebiasaan suka menyelinap ke ruang penyimpanan roti untuk mencicipi cake buatannya sendiri, dan dia sering dipotong gaji karena ulahnya itu]
Boss Yang memperingatkan Mi Sun, jika Mi Sun mengulangi perbuatannya lagi, maka dia tidak akan segan-segan memotong setengah gaji Mi Sun bahkan mengeluarkannya dari Pal Bong Bakery.
Mi Sun membela diri dengan mengatakan kalau dia tidak melarikan diri, dan dia sudah menciptakan resep cake yang baru. Mi Sun lalu mengambil cake yang dibuatnya untuk dicicipi oleh Boss Yang. Mi Sun menyodorkan cake ke muka Boss Yang, para staff yang lain mulai merasa cemas dengan atmosfir yang tidak enak. Boss Yang menolak mencicipi cake buatan Mi Sun dan menampiknya, tapi karena terlalu keras, cake itu terbang dari tangan Mi Sun dan akhirnya jatuh berantakan di lantai. Mi Sun shock melihat cake yang belum sempat dicicipinya itu hancur. Boss Yang sebenarnya merasa bersalah dengan tindakannya sendiri yang memang sudah keterlaluan, tapi untuk menutupinya dia justru marah-marah lagi dan menyuruh Mi Sun segera membersihkan lantai dan kembali bekerja.
Kekesalan Mi Sun juga sudah memuncak, dia tidak mau lagi menuruti perintah Boss Yang dan bilang kalau dia tidak akan lagi membuat cake. Kemudian, Mi Sun melangkah pergi meninggalkan dapur. Boss Yang terus saja memanggil Mi Sun. Para pegawai yang lain juga cuma bisa diam dan melihat Mi Sun yang ngambek. Paman Gap Soo protes, tetapi demi melihat tatapan tajam Boss Yang, Paman Gap Soo mengkeret juga.
Di lantai bawah [Jadi bangunan Pal Bong Bakery itu ada 2 lantai, lantai bawah sebagai toko sedangkan lantai atas untuk membuat roti, alias dapur. Dan di seberang jalan depan Pal Bong Bakery adalah tempat keluarga Yang dan para pegawai tinggal] Mi Sun ngomel-ngomel sendiri karena ayahnya [Boss Yang] terlalu kolot dan tidak menghargai kreativitas.
Mi Sun membuka pintu dan tersandung hingga jatuh. Dia sangat shock ketika melihat di sampingnya, ada sesosok orang terbaring penuh dengan luka dan darah, Tak Gu!! Mi Sun ketakutan dan dengan kekuatan penuh dia berteriak, membuat semua yang di lantai atas turun dengan panik. Boss Yang yang masih bersalah pada Mi Sun bertanya dengan cemas,”Ada apa Mi Sun? Apa kau baik-baik saja?”. Mi Sun dengan muka ketakutan menunjuk-nunjuk Tak Gu yang pingsan dan dikiranya dia sudah meninggal.
Semuanya juga sangat terkejut melihat Tak Gu, kecuali Jin Gu yang kalem. Paman Gap Soo memeriksa Tak Gu untuk memastikan dan “Dia bernafas, dia masih hidup!!” (ya iyalah) Kemudian Tak Gu bergerak sedikit, tapi masih belum sadar dan semuanya langsung mengerubungi Tak Gu.
Nyonya Seo tiba di bandara, dia baru saja pulang dari liburannya di luar negeri. Dan yang pertama kali dia tanyakan kepada pelayannya adalah kemana Manager Han, kenapa tidak menjemputnya. Pelayan bilang bahwa Manager Han sedang sibuk mempersiapkan pesta perayaan ulang tahun Geo Seong. Nyonya Seo kecewa.
Ja Kyung berkomentar pedas tentang kolega bisnis ayahnya yang dianggapnya tidak baik dan tidak menguntungkan perusahaan. Presiden tidak sependapat dengan penilaian Ja Kyung dan menyuruhnya untuk tidak mencampur adukkan masalah bisnis dengan politik. Ja Kyung membela diri bahwa dia hanya belajar dari apa yang dilihatnya. Presiden menegaskan, Ja Kyung tidak perlu ikut campur masalah itu dan menyuruhnya untuk fokus dengan pekerjaannya sebagai kepala Humas. “Ayah..”, protes Ja Kyung. Presiden mengingatkan Ja Kyung bahwa mereka sedang ada di kantor, jadi Ja Kyung harus memanggilnya Presiden. Presiden meminta Ja Kyung untuk bertanggung jawab mengurusi undangan pesta perayaan ulang tahun perusahaan. Ja Kyung mengerti. Presiden juga pesan untuk menyediakan satu undangan di kantornya karena dia akan mengirimkannya pada seseorang secara langsung.
Manager Han membuka pintu kantor untuk presiden, dia terkejut melihat Nyonya Seo duduk di dalam. Nyonya Seo mengacuhkan Manager Han dan langsung mendekati suaminya, “Yeobo [sayang]” panggilnya dan langsung memeluk presiden. Manager Han terlihat cemburu, tapi dia hanya diam saja. Nyonya Seo memberi isyarat pada Manager Han, Manager Han mengerti dan langsung keluar.
Nyonya Seo cerita kalau dia melewatkan dua tempat liburannya untuk menghadiri ulang tahun perusahaan dan hanya mengunjungi Ma Jun di Tokyo. Nyonya Seo sangat antusias bercerita, tapi reaksi presiden hanya biasa saja. Nyonya Seo kecewa dengan tanggapan presiden yang acuh padanya meskipun dia baru saja pulang dari 2 bulan perjalanannya, presiden hanya berkata kalau dia ada rapat penting. Nyonya Seo keluar dengan muka kesal.
Manager Han mendekati Nyonya Seo yang masih kesal, dia minta maaf karena tidak menjemput Nyonya Seo di bandara karena dia sangat sibuk. Nyonya Seo cerita pada Manager Han,”Ma Jun menghilang. Aku pergi ke Jepang sebelum aku kembali ke Korea dan dia tidak ada di sana. Setelah dia mengundurkan diri dari sekolah, dia hilang. Aku sangat yakin dia sudah kembali ke Seoul. Dan hanya tinggal satu minggu sebelum ulang tahun perusahaan, dia harus ditemukan sebelum itu. Kita harus memastikan dia hadir dalam pesta. Kita harus menemukannya sebelum suamiku tahu, Jadi…” belum sempat Nyonya Seo meneruskan kata-katanya, Manager Han dengan lembut dan pengertian memegang tangan Nyonya Seo untuk menenangkannya. Nyonya Seo kaget. Manager Han justru khawatir melihat Nyonya Seo, dia memintanya untuk tenang dan istirahat di rumah.
Ma Jun menghubungi Manager Han, dia tahu kalau setelah ibunya mengetahui dia tidak ada di Tokyo, ibunya itu akan segera mengadu pada Manager Han. Ma Jun meminta Manager Han untuk tidak mencarinya dan tidak usah panik seperti ibunya karena dia tidak hilang. dia hanya sedang liburan. Ma Jun menutup telepon dan mengepak kopernya, bersiap untuk pergi. Manager Han masih penasaran dan berpikir ke manakah sebenarnya Ma Jun pergi.
Di Pal Bong Bakery
Ma Jun berhadapan dengan Boss Yang, Boss Yang menanyakan keperluan Ma Jun. Dijawab Ma Jun kalau dia ingin bertemu dengan guru Pal Bong karena dia sudah menerima surat balasan dari guru Pal Bong untuk ikut tes di Pal Bong Bakery ketika dia masih ada di Jepang. Boss Yang melihat surat yang ditunjukkan Ma Jun dan bilang kalau guru Pal Bong sedang tidak ada di tempat dan baru kembali besok. Lalu Ma Jun memohon untuk diijinkan menginap satu malam saja di Pal Bong Bakery, Boss Yang memandang Ma Jun dengan heran dan bertanya,”Siapa namamu?”. Ma Jun melepas kaca matanya dan dengan cool menjawab “Seo Tae Jo” sambil tersenyum manis.
Sementara itu, Tak Gu masih pingsan dan dirawat oleh Yang Mi Sun. Dalam tidurnya, Tak Gu sayup-sayup mendengar suara ibu yang sangat dirindukannya,”Tak Gu ya.. Tak Gu ya.. cepat bangun!! kenapa kau masih tidur ketika hari sudah terang? lihat apa yang terjadi kalau kau tidak tidur di malam hari? hemm..”
Tak Gu kecil bangun dari tidur dan melihat ibunya sedang menjahit, Tak Gu mengusap-usap matanya seperti tidak percaya kalau yang ada di hadapannya itu ibunya, “Apa kau benar-benar ibuku?” Mi Sun tertawa melihat Tak Gu kecil dan mengira Tak Gu kecil sedang ngelindur. Tak Gu kecil langsung memeluk ibunya dengan erat,”Ke mana kau pergi? Apa kau tahu sudah berapa lama aku mencarimu?” Mi Sun heran dan tanya apakah Tak Gu kecil mimpi. Tak Gu kecil mengangguk, “Ya, aku mengalami mimpi buruk. Aku mimpi kalau ibu diculik oleh pria jahat. Dalam mimpi itu, kita tidak pernah lagi bertemu”. Mi Sun sangat kaget mendengar mimpi Tak Gu kecil dan bilang kalau Tak Gu kecil sudah tumbuh tinggi, karena biasanya orang kalau mimpi buruk berarti dia akan tambah tinggi. Tak Gu kecil tidak menanggapi perkataan ibunya dan langsung menyela,”Kau tidak kuijinkan pergi ke manapun mulai sekarang. Mulai sekarang, kau tidak boleh pergi ke manapun. Mengerti?”,pinta Tak Gu kecil dengan cemas. Mi Sun mengerti, dia tidak akan meninggalkan Tak Gu dan akan selalu di sampingnya dan minta Tak Gu jangan khawatir. Mi Sun lalu menepuk-nepuk pundak Tak Gu kecil [mimpi selesai].
Kembali ke alam nyata, Tak Gu menangis dalam tidur dan memanggil-manggil ibunya. Yang Mi Sun [mulai sekarang aku sebut Mi Sun J aka Mi Sun junior] yang ada di samping Tak Gu heran melihat Tak Gu menangis dan mengigau, dia lalu mengusap air mata Tak Gu dan akan bangkit ketika, Tak Gu memegang tangannya dan meminta Mi Sun J [yang dikira ibunya] untuk tidak pergi ke manapun. Mi Sun J sangat kaget dan mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Tak Gu yang erat. Mi Sun J bilang kalau dia bukan ibu Tak Gu.
Mi Sun J lalu menghempaskan tangan Tak Gu dengan keras dan membuat Tak Gu bangun, pelan-pelan Tak Gu membuka matanya dan shock melihat wanita yang tidak dia kenal ada di sampingnya. Entah kenapa Tak Gu langsung marah-marah dan tanya,”Siapa kau? Di mana ini?”. “Ini rumah kami. Aku adalah anak pemilik rumah ini”, jawab Mi Sun J.
Mi Sun J menjelaskan pada Tak Gu kejadian tadi malam ketika Tak Gu pingsan dan akhirnya dibawa ke rumahnya, kalau Tak Gu tidak diselamatkan saat itu mungkin saja Tak Gu sudah tidak bernyawa. Tak Gu paham dan mulai melunak [tidak mengeluarkan kata-kata lantang].
Mi Sun J melihat Tak Gu yang tiba-tiba saja terdiam dan dia bertanya,”chogiii… gwenchanasaeyoo? [Apa kau baik-baik saja?]” . Tak Gu menjawab dengan dingin,”Itu bukan urusanmu. Apakah aku baik atau tidak.. hidup atau mati…Apakah aku dicampakkan atau diterima… Itu bukan urusanmu! Perhatian yang datang dari orang yang baru saja kutemui, sangat-sangat ku tolak!!”.
Setelah mengucapkan semua itu, Tak Gu berdiri dan Mi Sun J yang ada di hadapannya jadi malu dan memalingkan muka dari Tak Gu. Tak Gu juga sadar dan sangat kaget ketika melihat dirinya sendiri ternyata hanya memakai celana pendek. Dia langsung cepat-cepat mengambil selimut untuk menutupi dadanya yang terbuka.
Tak Gu jadi marah-marah lagi pada Mi Sun J dan mengira Mi Sun J sudah berbuat yang macam-macam padanya karena dia tidak berpakaian. Mi Sun J yang dituduh sudah berbuat tidak senonoh jadi kesal dan menjelaskan pada Tak Gu kalau bajunya sangat kotor dan sedang dicuci. Tak Gu juga tambah kesal karena bajunya dicuci tanpa seijinnya.
Tak Gu minta Mi Sun J segera mengembalikan bajunya seperti kondisi semula. Mi Sun J kesal juga pada Tak Gu yang tidak tahu terima kasih dan malah marah-marah. Dia sudah habis kesabaran pada Tak Gu dan menendang tulang kering Tak Gu, Tak Gu kesakitan karena tendangan Mi Sun J.
Mi Sun J menyuruh Tak Gu untuk segera keluar dari rumahnya, dia teriak tepat di depan muka Tak Gu (lucuuu…) dan Mi Sun J keluar dari kamar itu. Tak Gu masih mengelus-elus kakinya yang kesakitan sambil teriak pada Mi Sun J untuk mengembalikan dulu bajunya sebelum dia pergi. Tak Gu keluar kamar mencari Mi Sun J tapi dia bingung ke mana arah pintu keluarnya. Tak Gu hanya mondar-mandir di lorong kamar itu dan kemudian dia mencium aroma roti dan mengikutinya sampai menuju ke jendela dan dia melihat plang, Pal Bong Bakery!
Tak Gu langsung akan lari ke bawah, tapi dia berhenti dan berbalik lagi menuju jendela. Tak Gu sangat shock melihat pria bertato kincir angin dan refleks langsung cepat-cepat lari, tapi dia lupa belum berpakaian dan akhirnya setelah lari-larian di dalam rumah, dia menemukan kaos dan memakainya.
Saat mau keluar, saking terburu-burunya Tak Gu bertabrakan dengan Ma Jun yang mau masuk ke rumah itu, dia sempat melihat muka Ma Jun, tapi Tak Gu tidak mengenali Ma Jun. Sebaliknya, Ma Jun juga tidak mengenali Tak Gu.
Tak Gu seperti orang kalap mencari pria bertato kincir angin itu ke sana ke mari, lalu dia masuk ke dapur Pal Bong Bakery dengan kasar dan membuat semua orang terdiam heran campur kesal.
Tak Gu mengamati satu per satu semua orang, lalu menuju Jae Bok yang berjarak paling dekat dengannya, dengan kasar memegang dan memeriksa lengan Jae Bok, tidak menghiraukan teriakan kesakitan Jae Bok. Lalu dia menghempaskan Jae Bok ke pintu karena bukan Jae Bok yang dia cari. Tak Gu terus bertanya siapa yang punya tato kincir angin. Tak ada jawaban.
Tak Gu menuju ke Jin Gu yang kemudian dihalangi oleh tubuh besar Boss Yang. Boss Yang turun tangan karena dia tidak ingin Tak Gu merusak dapurnya lebih jauh. Hanya dengan satu hempasan Tak Gu langsung terjengkang ke belakang. Tak Gu tambah marah dan bertanya lagi “apakah paman pria bertato kincir angin?” Boss Yang tidak menanggapi pertanyaan Tak Gu dan mengusir Tak Gu keluar. Tak Gu berusaha memegang lengan Boss Yang untuk memeriksa, tapi Boss Yang dengan sigap mengelak dan justru dia yang mengunci tangan Tak Gu.
Tak Gu kesal setengah mati,berusaha melepaskan diri dari Boss Yang.
Boss Yang : Orang yang kau cari tidak ada di sini. Cepat pergi sekarang!!
Tak Gu : Aku tahu dia di sini, karena itulah aku kemari. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Pria bertato kincir angin ada di sini. Yang mana dia? Siapa dia?
Paman Gap Soo menoleh was-was ke arah Jin Gu. Jin Gu sendiri kalem-kalem saja. Boss Yang akhirnya melempar Tak Gu ke jalan hingga Tak Gu terjatuh [lagi!]
Tak Gu berusaha masuk lagi ke Pal Bong Bakery, tapi terus dihalangi oleh Boss Yang. Boss Yang hilang kesabaran dan mencengkeram kaos Tak Gu. Boss Yang mengancam Tak Gu, kalau Tak Gu masih saja membuat keributan di tokonya, dia akan memanggil polisi dan mengirim Tak Gu ke penjara. Tak Gu diam, pasrah, dia berlutut di hadapan Boss Yang dan memohon agar diijinkan mencari pria bertato.
Tak Gu : Tolong ijinkan aku masuk, aku mohon padamu. Aku benar-benar perlu mencari orang itu paman. Hanya dengan mencarinya aku bisa menemukan ibuku! 12 tahun… selama 12 tahun, untuk menemukan orang itu. Aku seperti orang gila. Tidak ada tempat yang tidak kucari. Aku sudah melakukan segalanya.Aku sudah berkeliaran seperti anjing. Hanya ada satu orang yang kurindukan. Tolong biarkan aku menemukan pria itu. Hanya dengan menemukan pria itum aku bisa melihat ibuku lagi! Aku tidak bisa menyerah sekarang. Aku benar-benar melihatnya dengan mata kepalaku. Aku tidak bisa pergi begitu saja. Aku tidak akan menimbulkan masalah, aku hanya ingin bertemu dengannya. Aku hanya ingin bertanya padanya di mana ibuku. Jadi.. ijinkan aku bertemu pria ituuuu…
Tak Gu menangis sedih sambil mengguncang-guncang kaki Boss Yang. Boss Yang tersentuh dengan kisah hidup dan air mata Tak Gu, Mi Sun J juga. Tapi Boss Yang kekeuh tidak mengijinkan Tak Gu masuk ke Pal Bong Bakery karena orang yang dicari Tak Gu tidak ada disini. Boss Yang kemudian masuk ke toko dan menutup pintu toko.
Tak Gu menangis tersedu-sedu, hatinya sakit, merasa tak berdaya, namun dia terus berlutut di depan pintu masuk Pal Bong Bakery. Ternyata dari tadi, Jin Gu juga mendengarkan semua kata-kata Tak Gu, dia terdiam di tangga. Boss Yang melihat Jin Gu yang melamun dan menyuruh Jin Gu untuk bekerja kembali. Ketika di dapur, Jin Gu masih berpikir dan terlihat bahwa dia adalah pria bertato yang dicari selama 12 tahun oleh Tak Gu.
Tak Gu benar-benar keras kepala, dia masih saja berlutut di depan PBB dari tadi pagi hingga malam. Mi Sun yang akan menutup toko melihat iba ke arah Tak Gu. Di dalam rumah, Paman Gap Soo dan Jae Bok membicarakan Tak Gu yang masih berlutut di luar. Jin Gu dan Boss Yang diam saja tidak menanggapi tapi Jin Gu menjadi tidak nafsu makan mendengar celotehan mereka berdua dan dia beranjak dari meja.
Sampai larut, Tak Gu masih juga berlutut tanpa pernah bergeser sedikitpun (dia belum makan seharian…) Mi Sun yang sedang belajar di dapur pun terus mengamati Tak Gu. Jin Gu juga melakukan hal yang sama, dia tidak tega melihat Tak Gu seperti itu dan akhirnya dia memutuskan untuk menemui Tak Gu dan mengaku. Tapi, Boss Yang mencegah Jin Gu keluar. Dia menasihati Jin Gu untuk tidak mengaku karena dia bisa saja masuk penjara lagi, padahal dia memiliki adik yang membutuhkan perhatian dan perlu dijaga olehnya. Jin Gu diam, kelihatan bimbang dengan kata-kata Boss Yang.
Pagi hari di rumah keluarga Geo, Ja Rim dan Ja Kyung berbincang dengan Nyonya Seo. Mereka kangen dengan ibunya yang sudah pergi 2 bulan. Saat santai itu kemudian dirusak oleh Nyonya Seo yang menyuruh Ja Kyung segera menikah dengan pria kaya agar keluarga mereka tambah sukses, Nyonya Seo sudah membuat janji blind date untuk Ja Kyung. Ja Kyung kesal dan beranjak pergi.
Ja Rim menanyakan pada ibunya siapa Goo Hyung Jun, karena pihak kampus Ja Rim memberitahunya kalau dia memiliki dua saudara laki-laki. Nyonya Seo heran, Ja Rim lalu menyerahkan selembar kertas, seperti kartu keluarga. Nyonya Seo memeriksa dan di kertas itu tertera nama Goo Hyung Jun sebagai anggota keluarga Geo Sung.
Nyonya Seo mendatangi suaminya yang sedang berada di ruang kerja. Dia marah dan tidak percaya kalau presiden mencantumkan Tak Gu dengan nama Goo Hyung Jun sebagai bagian dari keluarga mereka. Nyonya Seo merasa kalau presiden tidak menghargai Ma Jun, anak lelaki mereka “satu-satunya” yang sudah berusaha keras sampai pergi ke Jepang untuk belajar membuat roti agar mendapat pengakuan Presiden. Presiden terhenyak mendengar kata-kata istrinya tapi dia menampakkan muka acuh. Nyonya Seo mengerti kalo suaminya itu membencinya, tapi dia mohon agar suaminya itu tidak membenci Ma Jun.
Presiden membuka pintu dan bertemu Manager Han yang mengingatkan kalau mobilnya sudah siap. Manager Han melihat Nyonya Seo yang meremas kartu keluarga dengan marah.
Nyonya Boss pulang ke rumah dan kaget mendapati ada orang asing duduk di meja makannya. Ma Jun mengenalkan diri sebagai Seo Tae Jo dan bilang kalau dia ada di situ untuk mengikuti tes di PBB. Nyonya Boss mengerti dan menanyai Ma Jun macam-macam, rupanya dia ingin menjodohkan Ma Jun dengan putrinya, Mi Sun J. Boss Yang tanya pada istrinya mengapa dia pulang sendirian dan tidak bersama ayah mertuanya.
Tak Gu masih berlutut di depan PBB meskipun dia kelelahan, dehidrasi dan serasa mau pingsan, tapi dia bertahan. Orang-orang yang lewat mengira Tak Gu pengemis dan memberi dia uang recehan, Tak Gu melihat uang recehan itu dengan lemas. Rupanya Kakek Bong masih ada di luar dan memayungi Tak Gu. Kakek Bong bertanya kenapa Tak Gu berlutut di depan toko orang lain. “Di dalam sana, ada orang yang perlu kucari. Di toko, aku melihat pria itu. Pria bertato kincir angin. Aku melihat dengan mata kepalaku”,jawab Tak Gu lemah. Kakek mengamati wajah Tak Gu dengan serius dan teringat pertemuannya dengan Tak Gu kecil.
Kakek Bong : Jangan bilang. Kau datang kemari setelah 10 tahun adalah untuk menemukan pria bertato kincir angin? [Tanya Kakek meyakinkan diri]
Tak Gu : Sudah 12 tahun. Aku menghabiskan waktu selama 12 tahun untuk mencari pria itu. Bahkan jika aku harus menghabiskan satu hari lagi di sini, aku tidak akan pernah menyerah. Aku tidak peduli, apakah dua hari atau satu bulan, aku harus masuk ke dalam.
Kakek mengerti dan yakin kalau itu Tak Gu yang dulu ditemuinya. Kakek lalu memberitahu Tak Gu 2 hal agar dia bisa masuk ke PBB yaitu membeli roti dan belajar membuat roti di PBB. Kakek menawarkan pada Tak Gu untuk memilih salah satu yang dianggapnya paling mudah.
Semua kaget [kecuali Jin Gu yang selalu kalem] melihat Tak Gu masuk ke dapur membawa karung bersama dengan Kakek Bong.
Boss Yang heran kenapa Tak Gu bisa masuk bersama ayah mertuanya. Kakek Bong menjelaskan kalau Tak Gu membantunya membawakan karungnya yang berat. Boss Yang mengerti dan menyuruh Tak Gu segera keluar karena tugasnya sudah selesai, tapi Kakek menyela kalau Tak Gu tidak bisa pergi karena dia sudah membuat perjanjian dengan Tak Gu, perjanjian untuk mengijinkan Tak Gu mengikuti tes. Boss Yang dan Paman Gap Soo protes, mereka tidak setuju karena Tak Gu kasar dan tidak punya sopan santun. Kakek Bong menghentikan protes Boss Yang dan berkata dengan keras [lebih tepatnya berteriak] ,”Aku sudah berjanji padanya!!” membuat Boss Yang tak berkutik. (Semuanya mengerti sifat Kakek Bong yang keras dan galak, hehehe..) Tak Gu tersenyum mendengar teriakan Kakek Bong yang mampu membungkam mulut Boss Yang. Kakek Bong mengumumkan kalau tes akan dimulai jam 8 malam nanti jadi semua harus bersiap lalu Kakek pergi.
Tak Gu berhadapan dengan Boss Yang dan merasa menang. Dia mengejek Boss Yang yang menjadi lembek di hadapan kakek. Tak Gu meminta Boss Yang membawa pria bertato ke hadapannya karena dia tidak akan pernah pergi sebelum bertemu pria itu. Tak Gu juga mengingatkan kalau dia lebih keras kepala dari yang terlihat. Boss Yang sakit kepala
Lalu Tak Gu dengan jail, melemparkan senyum manisnya ke Boss Yang sambil ngomong kalau mereka akan bertemu lagi nanti malam. Sakit kepala Boss Yang tambah parah
Tak Gu pergi sambil tak lupa sekali lagi melemparkan senyumnya ke arah Mi Sun J dan yang lain. Bahkan Mi Sun sampai bengong melihat Tak Gu.
Manager Han mencari presiden di kantornya, tapi PA nya bilang kalau presiden sedang keluar. Manager Han heran karena biasanya jika presiden akan keluar selalu memberitahu dia terlebih dulu. PA menjelaskan presiden tidak ingin Manager Han tahu kepergiannya kali ini. Manager Han cemas dan berpikir ke manakah presiden pergi.
Ternyata presiden pergi ke suatu tempat, markas geng pasar!. Sopir presiden memberitahu Manager Han! lokasi presiden. Rupanya, sopir itu adalah anak buah Manager Han.
Presiden masuk dan bertanya pada gangster yang sedang asyik main
”Apa kalian tahu anakku?”, Tanya presiden. Kepala gangster tersenyum menjawab,”Apakah namanya Kim Tak Gu?”. Jawaban kepala gangster itu membuat presiden tersentak dan bertanya lagi,”Kau tahu Tak Gu? Di mana anak itu?”
Tak Gu dan Ma Jun duduk rapi di hadapan para senior PBB. Tak Gu merasa tidak nyaman dan aneh dengan topi kokinya. Kakek Bong memulai dengan bertanya pada Ma Jun, “apakah kau yang datang dari Jepang?”. “Ya guru, Saya Seo Tae Jo seperti yang saya sebutkan dalam surat”, jawab Ma Jun sopan. Tak Gu terkesima dengan Ma Jun yang datang dari Jepang, dia bertanya pada Ma Jun tapi Ma Jun diam saja, merasa tidak perlu menanggapi pertanyaan Tak Gu.
Kakek lalu menyuruh Mi Sun untuk membawa sesuatu. Mi Sun datang, membuka keranjang yang ternyata berisi roti yang besar.“Ayo mulai!”, kata Kakek Bong. Tak Gu tidak mengerti dan menahan Kakek, “Tunggu sebentar! Ini untuk apa?” Kakek Bong : Untuk apa lagi? Tentu saja ini adalah tes.
Jreng Jreng Jreng!!! Persaingan dimulai…
Di Pal Bong Bakery
Ma Jun berhadapan dengan Boss Yang, Boss Yang menanyakan keperluan Ma Jun. Dijawab Ma Jun kalau dia ingin bertemu dengan guru Pal Bong karena dia sudah menerima surat balasan dari guru Pal Bong untuk ikut tes di Pal Bong Bakery ketika dia masih ada di Jepang. Boss Yang melihat surat yang ditunjukkan Ma Jun dan bilang kalau guru Pal Bong sedang tidak ada di tempat dan baru kembali besok. Lalu Ma Jun memohon untuk diijinkan menginap satu malam saja di Pal Bong Bakery, Boss Yang memandang Ma Jun dengan heran dan bertanya,”Siapa namamu?”. Ma Jun melepas kaca matanya dan dengan cool menjawab “Seo Tae Jo” sambil tersenyum manis.
Sementara itu, Tak Gu masih pingsan dan dirawat oleh Yang Mi Sun. Dalam tidurnya, Tak Gu sayup-sayup mendengar suara ibu yang sangat dirindukannya,”Tak Gu ya.. Tak Gu ya.. cepat bangun!! kenapa kau masih tidur ketika hari sudah terang? lihat apa yang terjadi kalau kau tidak tidur di malam hari? hemm..”
Tak Gu kecil bangun dari tidur dan melihat ibunya sedang menjahit, Tak Gu mengusap-usap matanya seperti tidak percaya kalau yang ada di hadapannya itu ibunya, “Apa kau benar-benar ibuku?” Mi Sun tertawa melihat Tak Gu kecil dan mengira Tak Gu kecil sedang ngelindur. Tak Gu kecil langsung memeluk ibunya dengan erat,”Ke mana kau pergi? Apa kau tahu sudah berapa lama aku mencarimu?” Mi Sun heran dan tanya apakah Tak Gu kecil mimpi. Tak Gu kecil mengangguk, “Ya, aku mengalami mimpi buruk. Aku mimpi kalau ibu diculik oleh pria jahat. Dalam mimpi itu, kita tidak pernah lagi bertemu”. Mi Sun sangat kaget mendengar mimpi Tak Gu kecil dan bilang kalau Tak Gu kecil sudah tumbuh tinggi, karena biasanya orang kalau mimpi buruk berarti dia akan tambah tinggi. Tak Gu kecil tidak menanggapi perkataan ibunya dan langsung menyela,”Kau tidak kuijinkan pergi ke manapun mulai sekarang. Mulai sekarang, kau tidak boleh pergi ke manapun. Mengerti?”,pinta Tak Gu kecil dengan cemas. Mi Sun mengerti, dia tidak akan meninggalkan Tak Gu dan akan selalu di sampingnya dan minta Tak Gu jangan khawatir. Mi Sun lalu menepuk-nepuk pundak Tak Gu kecil [mimpi selesai].
Kembali ke alam nyata, Tak Gu menangis dalam tidur dan memanggil-manggil ibunya. Yang Mi Sun [mulai sekarang aku sebut Mi Sun J aka Mi Sun junior] yang ada di samping Tak Gu heran melihat Tak Gu menangis dan mengigau, dia lalu mengusap air mata Tak Gu dan akan bangkit ketika, Tak Gu memegang tangannya dan meminta Mi Sun J [yang dikira ibunya] untuk tidak pergi ke manapun. Mi Sun J sangat kaget dan mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Tak Gu yang erat. Mi Sun J bilang kalau dia bukan ibu Tak Gu.
Mi Sun J lalu menghempaskan tangan Tak Gu dengan keras dan membuat Tak Gu bangun, pelan-pelan Tak Gu membuka matanya dan shock melihat wanita yang tidak dia kenal ada di sampingnya. Entah kenapa Tak Gu langsung marah-marah dan tanya,”Siapa kau? Di mana ini?”. “Ini rumah kami. Aku adalah anak pemilik rumah ini”, jawab Mi Sun J.
Mi Sun J menjelaskan pada Tak Gu kejadian tadi malam ketika Tak Gu pingsan dan akhirnya dibawa ke rumahnya, kalau Tak Gu tidak diselamatkan saat itu mungkin saja Tak Gu sudah tidak bernyawa. Tak Gu paham dan mulai melunak [tidak mengeluarkan kata-kata lantang].
Mi Sun J melihat Tak Gu yang tiba-tiba saja terdiam dan dia bertanya,”chogiii… gwenchanasaeyoo? [Apa kau baik-baik saja?]” . Tak Gu menjawab dengan dingin,”Itu bukan urusanmu. Apakah aku baik atau tidak.. hidup atau mati…Apakah aku dicampakkan atau diterima… Itu bukan urusanmu! Perhatian yang datang dari orang yang baru saja kutemui, sangat-sangat ku tolak!!”.
Setelah mengucapkan semua itu, Tak Gu berdiri dan Mi Sun J yang ada di hadapannya jadi malu dan memalingkan muka dari Tak Gu. Tak Gu juga sadar dan sangat kaget ketika melihat dirinya sendiri ternyata hanya memakai celana pendek. Dia langsung cepat-cepat mengambil selimut untuk menutupi dadanya yang terbuka.
Tak Gu jadi marah-marah lagi pada Mi Sun J dan mengira Mi Sun J sudah berbuat yang macam-macam padanya karena dia tidak berpakaian. Mi Sun J yang dituduh sudah berbuat tidak senonoh jadi kesal dan menjelaskan pada Tak Gu kalau bajunya sangat kotor dan sedang dicuci. Tak Gu juga tambah kesal karena bajunya dicuci tanpa seijinnya.
Tak Gu minta Mi Sun J segera mengembalikan bajunya seperti kondisi semula. Mi Sun J kesal juga pada Tak Gu yang tidak tahu terima kasih dan malah marah-marah. Dia sudah habis kesabaran pada Tak Gu dan menendang tulang kering Tak Gu, Tak Gu kesakitan karena tendangan Mi Sun J.
Mi Sun J menyuruh Tak Gu untuk segera keluar dari rumahnya, dia teriak tepat di depan muka Tak Gu (lucuuu…) dan Mi Sun J keluar dari kamar itu. Tak Gu masih mengelus-elus kakinya yang kesakitan sambil teriak pada Mi Sun J untuk mengembalikan dulu bajunya sebelum dia pergi. Tak Gu keluar kamar mencari Mi Sun J tapi dia bingung ke mana arah pintu keluarnya. Tak Gu hanya mondar-mandir di lorong kamar itu dan kemudian dia mencium aroma roti dan mengikutinya sampai menuju ke jendela dan dia melihat plang, Pal Bong Bakery!
Tak Gu langsung akan lari ke bawah, tapi dia berhenti dan berbalik lagi menuju jendela. Tak Gu sangat shock melihat pria bertato kincir angin dan refleks langsung cepat-cepat lari, tapi dia lupa belum berpakaian dan akhirnya setelah lari-larian di dalam rumah, dia menemukan kaos dan memakainya.
Saat mau keluar, saking terburu-burunya Tak Gu bertabrakan dengan Ma Jun yang mau masuk ke rumah itu, dia sempat melihat muka Ma Jun, tapi Tak Gu tidak mengenali Ma Jun. Sebaliknya, Ma Jun juga tidak mengenali Tak Gu.
Tak Gu seperti orang kalap mencari pria bertato kincir angin itu ke sana ke mari, lalu dia masuk ke dapur Pal Bong Bakery dengan kasar dan membuat semua orang terdiam heran campur kesal.
Tak Gu mengamati satu per satu semua orang, lalu menuju Jae Bok yang berjarak paling dekat dengannya, dengan kasar memegang dan memeriksa lengan Jae Bok, tidak menghiraukan teriakan kesakitan Jae Bok. Lalu dia menghempaskan Jae Bok ke pintu karena bukan Jae Bok yang dia cari. Tak Gu terus bertanya siapa yang punya tato kincir angin. Tak ada jawaban.
Tak Gu menuju ke Jin Gu yang kemudian dihalangi oleh tubuh besar Boss Yang. Boss Yang turun tangan karena dia tidak ingin Tak Gu merusak dapurnya lebih jauh. Hanya dengan satu hempasan Tak Gu langsung terjengkang ke belakang. Tak Gu tambah marah dan bertanya lagi “apakah paman pria bertato kincir angin?” Boss Yang tidak menanggapi pertanyaan Tak Gu dan mengusir Tak Gu keluar. Tak Gu berusaha memegang lengan Boss Yang untuk memeriksa, tapi Boss Yang dengan sigap mengelak dan justru dia yang mengunci tangan Tak Gu.
Tak Gu kesal setengah mati,berusaha melepaskan diri dari Boss Yang.
Boss Yang : Orang yang kau cari tidak ada di sini. Cepat pergi sekarang!!
Tak Gu : Aku tahu dia di sini, karena itulah aku kemari. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Pria bertato kincir angin ada di sini. Yang mana dia? Siapa dia?
Paman Gap Soo menoleh was-was ke arah Jin Gu. Jin Gu sendiri kalem-kalem saja. Boss Yang akhirnya melempar Tak Gu ke jalan hingga Tak Gu terjatuh [lagi!]
Tak Gu berusaha masuk lagi ke Pal Bong Bakery, tapi terus dihalangi oleh Boss Yang. Boss Yang hilang kesabaran dan mencengkeram kaos Tak Gu. Boss Yang mengancam Tak Gu, kalau Tak Gu masih saja membuat keributan di tokonya, dia akan memanggil polisi dan mengirim Tak Gu ke penjara. Tak Gu diam, pasrah, dia berlutut di hadapan Boss Yang dan memohon agar diijinkan mencari pria bertato.
Tak Gu : Tolong ijinkan aku masuk, aku mohon padamu. Aku benar-benar perlu mencari orang itu paman. Hanya dengan mencarinya aku bisa menemukan ibuku! 12 tahun… selama 12 tahun, untuk menemukan orang itu. Aku seperti orang gila. Tidak ada tempat yang tidak kucari. Aku sudah melakukan segalanya.Aku sudah berkeliaran seperti anjing. Hanya ada satu orang yang kurindukan. Tolong biarkan aku menemukan pria itu. Hanya dengan menemukan pria itum aku bisa melihat ibuku lagi! Aku tidak bisa menyerah sekarang. Aku benar-benar melihatnya dengan mata kepalaku. Aku tidak bisa pergi begitu saja. Aku tidak akan menimbulkan masalah, aku hanya ingin bertemu dengannya. Aku hanya ingin bertanya padanya di mana ibuku. Jadi.. ijinkan aku bertemu pria ituuuu…
Tak Gu menangis sedih sambil mengguncang-guncang kaki Boss Yang. Boss Yang tersentuh dengan kisah hidup dan air mata Tak Gu, Mi Sun J juga. Tapi Boss Yang kekeuh tidak mengijinkan Tak Gu masuk ke Pal Bong Bakery karena orang yang dicari Tak Gu tidak ada disini. Boss Yang kemudian masuk ke toko dan menutup pintu toko.
Tak Gu menangis tersedu-sedu, hatinya sakit, merasa tak berdaya, namun dia terus berlutut di depan pintu masuk Pal Bong Bakery. Ternyata dari tadi, Jin Gu juga mendengarkan semua kata-kata Tak Gu, dia terdiam di tangga. Boss Yang melihat Jin Gu yang melamun dan menyuruh Jin Gu untuk bekerja kembali. Ketika di dapur, Jin Gu masih berpikir dan terlihat bahwa dia adalah pria bertato yang dicari selama 12 tahun oleh Tak Gu.
Tak Gu benar-benar keras kepala, dia masih saja berlutut di depan PBB dari tadi pagi hingga malam. Mi Sun yang akan menutup toko melihat iba ke arah Tak Gu. Di dalam rumah, Paman Gap Soo dan Jae Bok membicarakan Tak Gu yang masih berlutut di luar. Jin Gu dan Boss Yang diam saja tidak menanggapi tapi Jin Gu menjadi tidak nafsu makan mendengar celotehan mereka berdua dan dia beranjak dari meja.
Sampai larut, Tak Gu masih juga berlutut tanpa pernah bergeser sedikitpun (dia belum makan seharian…) Mi Sun yang sedang belajar di dapur pun terus mengamati Tak Gu. Jin Gu juga melakukan hal yang sama, dia tidak tega melihat Tak Gu seperti itu dan akhirnya dia memutuskan untuk menemui Tak Gu dan mengaku. Tapi, Boss Yang mencegah Jin Gu keluar. Dia menasihati Jin Gu untuk tidak mengaku karena dia bisa saja masuk penjara lagi, padahal dia memiliki adik yang membutuhkan perhatian dan perlu dijaga olehnya. Jin Gu diam, kelihatan bimbang dengan kata-kata Boss Yang.
Pagi hari di rumah keluarga Geo, Ja Rim dan Ja Kyung berbincang dengan Nyonya Seo. Mereka kangen dengan ibunya yang sudah pergi 2 bulan. Saat santai itu kemudian dirusak oleh Nyonya Seo yang menyuruh Ja Kyung segera menikah dengan pria kaya agar keluarga mereka tambah sukses, Nyonya Seo sudah membuat janji blind date untuk Ja Kyung. Ja Kyung kesal dan beranjak pergi.
Ja Rim menanyakan pada ibunya siapa Goo Hyung Jun, karena pihak kampus Ja Rim memberitahunya kalau dia memiliki dua saudara laki-laki. Nyonya Seo heran, Ja Rim lalu menyerahkan selembar kertas, seperti kartu keluarga. Nyonya Seo memeriksa dan di kertas itu tertera nama Goo Hyung Jun sebagai anggota keluarga Geo Sung.
Nyonya Seo mendatangi suaminya yang sedang berada di ruang kerja. Dia marah dan tidak percaya kalau presiden mencantumkan Tak Gu dengan nama Goo Hyung Jun sebagai bagian dari keluarga mereka. Nyonya Seo merasa kalau presiden tidak menghargai Ma Jun, anak lelaki mereka “satu-satunya” yang sudah berusaha keras sampai pergi ke Jepang untuk belajar membuat roti agar mendapat pengakuan Presiden. Presiden terhenyak mendengar kata-kata istrinya tapi dia menampakkan muka acuh. Nyonya Seo mengerti kalo suaminya itu membencinya, tapi dia mohon agar suaminya itu tidak membenci Ma Jun.
Presiden membuka pintu dan bertemu Manager Han yang mengingatkan kalau mobilnya sudah siap. Manager Han melihat Nyonya Seo yang meremas kartu keluarga dengan marah.
Nyonya Boss pulang ke rumah dan kaget mendapati ada orang asing duduk di meja makannya. Ma Jun mengenalkan diri sebagai Seo Tae Jo dan bilang kalau dia ada di situ untuk mengikuti tes di PBB. Nyonya Boss mengerti dan menanyai Ma Jun macam-macam, rupanya dia ingin menjodohkan Ma Jun dengan putrinya, Mi Sun J. Boss Yang tanya pada istrinya mengapa dia pulang sendirian dan tidak bersama ayah mertuanya.
Tak Gu masih berlutut di depan PBB meskipun dia kelelahan, dehidrasi dan serasa mau pingsan, tapi dia bertahan. Orang-orang yang lewat mengira Tak Gu pengemis dan memberi dia uang recehan, Tak Gu melihat uang recehan itu dengan lemas. Rupanya Kakek Bong masih ada di luar dan memayungi Tak Gu. Kakek Bong bertanya kenapa Tak Gu berlutut di depan toko orang lain. “Di dalam sana, ada orang yang perlu kucari. Di toko, aku melihat pria itu. Pria bertato kincir angin. Aku melihat dengan mata kepalaku”,jawab Tak Gu lemah. Kakek mengamati wajah Tak Gu dengan serius dan teringat pertemuannya dengan Tak Gu kecil.
Kakek Bong : Jangan bilang. Kau datang kemari setelah 10 tahun adalah untuk menemukan pria bertato kincir angin? [Tanya Kakek meyakinkan diri]
Tak Gu : Sudah 12 tahun. Aku menghabiskan waktu selama 12 tahun untuk mencari pria itu. Bahkan jika aku harus menghabiskan satu hari lagi di sini, aku tidak akan pernah menyerah. Aku tidak peduli, apakah dua hari atau satu bulan, aku harus masuk ke dalam.
Kakek mengerti dan yakin kalau itu Tak Gu yang dulu ditemuinya. Kakek lalu memberitahu Tak Gu 2 hal agar dia bisa masuk ke PBB yaitu membeli roti dan belajar membuat roti di PBB. Kakek menawarkan pada Tak Gu untuk memilih salah satu yang dianggapnya paling mudah.
Semua kaget [kecuali Jin Gu yang selalu kalem] melihat Tak Gu masuk ke dapur membawa karung bersama dengan Kakek Bong.
Boss Yang heran kenapa Tak Gu bisa masuk bersama ayah mertuanya. Kakek Bong menjelaskan kalau Tak Gu membantunya membawakan karungnya yang berat. Boss Yang mengerti dan menyuruh Tak Gu segera keluar karena tugasnya sudah selesai, tapi Kakek menyela kalau Tak Gu tidak bisa pergi karena dia sudah membuat perjanjian dengan Tak Gu, perjanjian untuk mengijinkan Tak Gu mengikuti tes. Boss Yang dan Paman Gap Soo protes, mereka tidak setuju karena Tak Gu kasar dan tidak punya sopan santun. Kakek Bong menghentikan protes Boss Yang dan berkata dengan keras [lebih tepatnya berteriak] ,”Aku sudah berjanji padanya!!” membuat Boss Yang tak berkutik. (Semuanya mengerti sifat Kakek Bong yang keras dan galak, hehehe..) Tak Gu tersenyum mendengar teriakan Kakek Bong yang mampu membungkam mulut Boss Yang. Kakek Bong mengumumkan kalau tes akan dimulai jam 8 malam nanti jadi semua harus bersiap lalu Kakek pergi.
Tak Gu berhadapan dengan Boss Yang dan merasa menang. Dia mengejek Boss Yang yang menjadi lembek di hadapan kakek. Tak Gu meminta Boss Yang membawa pria bertato ke hadapannya karena dia tidak akan pernah pergi sebelum bertemu pria itu. Tak Gu juga mengingatkan kalau dia lebih keras kepala dari yang terlihat. Boss Yang sakit kepala
Lalu Tak Gu dengan jail, melemparkan senyum manisnya ke Boss Yang sambil ngomong kalau mereka akan bertemu lagi nanti malam. Sakit kepala Boss Yang tambah parah
Tak Gu pergi sambil tak lupa sekali lagi melemparkan senyumnya ke arah Mi Sun J dan yang lain. Bahkan Mi Sun sampai bengong melihat Tak Gu.
Manager Han mencari presiden di kantornya, tapi PA nya bilang kalau presiden sedang keluar. Manager Han heran karena biasanya jika presiden akan keluar selalu memberitahu dia terlebih dulu. PA menjelaskan presiden tidak ingin Manager Han tahu kepergiannya kali ini. Manager Han cemas dan berpikir ke manakah presiden pergi.
Ternyata presiden pergi ke suatu tempat, markas geng pasar!. Sopir presiden memberitahu Manager Han! lokasi presiden. Rupanya, sopir itu adalah anak buah Manager Han.
Presiden masuk dan bertanya pada gangster yang sedang asyik main
”Apa kalian tahu anakku?”, Tanya presiden. Kepala gangster tersenyum menjawab,”Apakah namanya Kim Tak Gu?”. Jawaban kepala gangster itu membuat presiden tersentak dan bertanya lagi,”Kau tahu Tak Gu? Di mana anak itu?”
Tak Gu dan Ma Jun duduk rapi di hadapan para senior PBB. Tak Gu merasa tidak nyaman dan aneh dengan topi kokinya. Kakek Bong memulai dengan bertanya pada Ma Jun, “apakah kau yang datang dari Jepang?”. “Ya guru, Saya Seo Tae Jo seperti yang saya sebutkan dalam surat”, jawab Ma Jun sopan. Tak Gu terkesima dengan Ma Jun yang datang dari Jepang, dia bertanya pada Ma Jun tapi Ma Jun diam saja, merasa tidak perlu menanggapi pertanyaan Tak Gu.
Kakek lalu menyuruh Mi Sun untuk membawa sesuatu. Mi Sun datang, membuka keranjang yang ternyata berisi roti yang besar.
Jreng Jreng Jreng!!! Persaingan dimulai…
Label: Bread Love And Dream