IrmaKamaruddin | update: 19 Des 2010 @ 20.16 | 0 comments
Sinopsis Marry Me, Mary / Mary Stayed Out All Night episode 7 part 2
Mae Ri berlari menjauhi Seo Jun.
Mae Ri tidak menyadari kalau Jung In sedang mengikutinya, Jung in tahu kalau Mae Ri akan kehujanan jadi ia mencari waktu yang tepat untuk memberikan tumpangan untuknya.




Mu Gyul kehujanan, ia basah kuyup. Mu Gyul datang dan langsung menyalakan kompor untuk sekedar menghangatkan dirinya, Mu Gyul tidak punya pemanas ruangan jadi ia menggunakan kompor. Seo Jun yang sedari tadi menunggu Mu Gyul, ikut masuk ke dalam tempat tinggal Mu Gyul. Seo Jun memperhatikan Mu Gyul yang kedinginan, ia memberikan handuk pada Mu Gyul.


Mu Gyul duduk di atas sofa. Seo Jun mengatakan maksud kedatangannya, "Aku datang ke sini untuk meminta maaf padamu, karena saat itu aku memakimu dengan kata 'tidak beruntung'." MU Gyul memang paling tidak suka kalau ada seseorang yang memanggilnya 'tidak beruntung'.
"Seharusnya aku tidak mengatakan hal itu padamu. Saat itu aku sangat marah. Maafkan aku. Aku seharusnya tidak mengatakan apa yang seharusnya tidak aku katakan. Tapi, itu bukan berarti aku memaafkan karena kau sudah membohongiku."


Mu Gyul terlihat sangat pucat, "Kalau hanya itu yang ingin kau katakan kau bisa pergi sekarang juga." ucap Mu Gyul.
Seo Jun duduk di sofa dekat Mu Gyul, "Aku belum saja memulai apapun." ucap Seo Jun.
Seo Jun melihat rajutan sarung tangan buatan Mae Ri, "Kau bilang, tidak ada seorang gadis.. Tapi, sepertinya ini dibuat oleh Mae RI untukmu."


Seo Jun melempar sarung tangan itu ke atas meja. Mu Gyul langsung mengambil sarung tangan rajutan itu dan menaruh di dekatnya. Suasana jadi begitu canggung diantara keduanya.
"Kau sama sepertinya. Kenapa kalian harus menyembunyikan kebenaran ini, kenapa kalian tidak mengatakan hal yang sebenarnya saja?" ucap Seo Jun, ia mencoba menahan emosinya.
"Kau bertemu dengan Mae Ri?" tanya Mu Gyul panik. "Kapan?"
"Aku bertemu denganya sebentar. Dan berbicara dengannya saat aku dalam perjalanan ke sini." Jawab Seo Jun.
"Apa yang kau katakan padanya?" tanya MU Gyul.
"Kenapa? Apa kau takut aku melakukan sesuatu hal yang tidak kau inginkan padanya?" Seo Jun kesal, ia cemburu dan marah.
"Yah, Seo Jun." kata Mu Gyul pelan.




"Kau menolakku, padahal aku sudah menunggumu selama setahun, bagaimana bisa kau menikahi seseorang seperti Mae Ri?" ucap Seo Jun.
"Ini benar-benar membuatku gila." ucap Seo Jun, ia langsung berdiri dan memutuskan untuk pergi dari tempat tinggal Mu Gyul.
Tapi belum sempat Seo jun keluar dari tempat tinggal Mu Gyul, ia menghentikan langkahnya. Dan Seo Jun menangis, hatinya sangat sakit, penantiannya selama ini berakhir buruk. Hati Mu Gyul sudah menjadi milik orang lain.




Mae Ri menenangkan dirinya di sebuah toko buku. Jung In menghampiri Mae Ri, ia berjalan pelan dengan membawa payung di tangan kirinya.
"Perasaanmu menjadi tenang saat kau berada di sebuah toko buku, benarkan?" ucap Jung In pelan.
Mae Ri tidak terlalu terkejut dengan kedatangan Jung In. "Ya. Itulah kenapa aku datang ke tempat ini. Aku merasa, aku benar-benar bisa menyembunyikan diriku di tempat ini, dan aku juga bisa merasakan perasaanku yang sebenarnya di tempat seperti ini." jawab Mae Ri.
"Aku mengerti." ucap Jung In. "Apa kau sedang membaca sebuah buku kumpulan puisi?"
"Ya. Aku hanya ingin hidup sederhana tanpa adanya hal-hal yang rumit."






Ahh... So sweet.. Nge-datenya di toko buku.. ^ ^






Jung In dan Mae Ri membaca buku bersama di sudut toko buku. Jung In duduk agak jauh dari Mae Ri, tapi tiba-tiba ada pengunjung yang datang, pengunjung itu akan mengambil buku yang ada di belakang Jung in, otomatis Jung In harus menggeser duduknya, sampai jaraknya duduk dengan Mae Ri cukup dekat.
Mae Ri memperhatikan Jung in, mereka terlihat sangat kaku.
Jung In memperhatikan Mae Ri yang sangat serius membaca, ia jadi ingin tahu buku apa yang sedang Mae Ri baca. Ahhahaa.. Mereka benar-benar canggung satu sama lain.


Mu Gyul demam, Seo Jun menjaganya, Seo Jun memperhatikan Mu Gyul, Mu Gyul terlihat menggigil, lalu Seo jun memeriksa panas Mu Gyul, "Kenapa kau masih tetap memaksakan dirimu untuk hujan-hujanan? Kau benar-benar jatuh sakit sekarang, apa aku perlu membelikan obat untukmu." tanya Seo Jun.
"Aku baik-baik saja." ucap Mu Gyul pelan. Mu Gyul mulai melemah.
"Bagaimana perasaanmu yang sebenarnya pada Mae Ri?" tanya Seo Jun. "Ceritakan padaku bagaimana awalnya."






Mu Gyul berkata dengan lemah, "Sebenarnya semua hanya sekedar senag-senang saja... Tapi, tidak seperti itu lagi saat ini. Mae Ri.. Dengan mae Ri aku seperti memiliki sebuah keluarga sekarang."
"Keluarga? Aku pikir keluarga adalah sesuatu yang hal sangat mengganggu dan selalu membuatmu frustasi?"
"Dulu aku pikir seperti itu. Tapi.. setelah aku bertemu Wi Mae Ri, aku menemukan pemikiranku.. Aku rasa, aku bisa merasakan seperti apa sebenarnya memiliki sebuah keluarga." jawab Mu Gyul. "Mae Ri.. adalah tipe orang yang setia."
"Kau katakan kalau Mae Ri sudah seperti keluarga untukmu sekarang.. tapi aku rasa kau juga akan menghempaskannya begitu saja, seperti yang selalu kau lakukan pada gadis lain." ucap Seo Jun, "jaga dirimu baik-baik." Seo Jun benar-benar meninggalkan Mu Gyul sekarang.




Mae Ri dan Jung In mengunjungi pasar tradisional bersama. Mereka sangat menikmati suasana pasar tradisional itu, terutama Jung In yang baru pertama kali datang ke tempat seperti ini.
"Berjalan di tengah keramaian pasar seperti ini selalu membuat perasaanku menjadi lebih baik, aku selalu melakukan hal ini setiap kali aku merasa perasaan sedang buruk." ungkap Mae Ri, ia tersenyum senang.
"Aku biasanya hanya melihat pasar tradisional seperti ini dari saluran TV." jawab Jung In. "Ini pertama kalinya aku datang ketempat seperti ini."
"Woow, kau benar-benar seorang bangsawan." ucap Mae Ri seraya tertawa.
Mae Ri melihat penjual makanan ringan khas china, "Oh, kurma cina!" Mae Ri berlari menghampiri penjual makanan itu dan Mae Ri membelinya sebungkus.


Mae Ri mengambilkan satu untuk Jung In, "Ini, cobalah." ujar Mae Ri.
"Aku tidak terlalu suka dengan kurma china." jawab Jung In.
"Tapi aku benar-benar sangat menyukainya." ucap Mae Ri. "Mereka bilang, kalau kau akan cepat tua kalau kau menolak memakan kurma china ini saat kau pertama kali melihatnya."
"Apa maksudnya?" tanya Jung In tidak mengerti.
Mae Ri tersenyum. "Itu artinya, ini sangat baik untuk kesehatan. Ini, makanlah agar kau tidak cepat tua." Mae Ri memberikan satu kurma china pada Jung In.


Jung In mengunyah kurma itu, "Ini sangat.. manis, rasanya lebih manis dari yang aku pikirkan."
Mae Ri mengangguk, "Benar, jika kau memikirkan tentang kurma ini, ada matahari, hujan dan angin berpadu menjadi satu di dalam bibit kecilnya. Jadi, saat kau memakannya, kau tidak hanya mendapatkan sensasi rasa yang sangat enak tapi juga sebuah rasa murni yang berbeda." ujar Mae Ri berfilosofi.
Jung In terus memperhatikan Mae Ri.


Karena Seo Jun masih penasaran dengan hubungan Mu Gyul dan mae Ri yang sebenanrya, ia menanyakan hal itu pada teman-teman Mu Gyul. Tentu saja teman-teman mengarang-ngarang cerita, agar Seo Jun tidak lagi curiga pada Mu Gyul.


Jung In dan Mae Ri berada di kedai minuman. Jung In terus memperhatikan merek minuman yang ia pegang, ini pertama kalinya ia datang ketempat seperti ini. Mae Ri memberikan isyarat pada Jung In untuk segera menuangkan segelas untuknya, Jung In langsung menuangkan minuman yang ia pegang ke gelas Mae Ri. Mae Ri meminumnya. Kemudian Mae Ri teringat satu hal, "Apa maksud perkataanmu saat kita berada di vila, saat itu kau mengatakan bahwa ayahmu sudah seperti dewa untukmu?"






Jung In menjawab, ia kembali flashback ke masa lampau, "Ia menyelamatkan hidupku. Ayahku biasa melakukan perjanjian dengan orang-orang jahat yang berasal dari jepang, dan pada akhirnya aku diculik oleh mereka. Lalu ayahku menyelamatkanku dari kematian, saat itu. Ia terus mendidikku dengan keras, agar aku bisa melindungi diriku sendiri. Itulah kenapa, aku mengatakan kalau ayahku sudah seperti dewa untukku." Jung In menjelaskan pada Mae Ri.
"Benar-benar seperti sebuah drama. Kau pasti sangat truma dengan kejadian itu." Mae Ri menuangkan minuman untuk Jung In, "ini, minumlah."




"Jadi, hal itu yang membuatmu tidak bisa mengingat kejadian sebelum kau berumur 8 tahun?" tanya Mae Ri.
"Terkadang, aku mendapatkan mimpi buruk mengenai hal itu tapi mimpi buruk itu jarang datang lagi setelah aku melihat foto kecil kita." ucap jung In.
"Itu sebabnya kenapa kau selalu tampak canggung di depan ayahmu." ujar Mae Ri, ia sangat prihatin dengan masa lalu Jung In.


Mu Gyul berbaring di tempat tidur, ia demam. Nafas Mu Gyul terengah-engah, badannya benar-benar dalam kondisi yang buruk. Mu Gyul mencoba menelpon ibunya, "Ibu, angkat telepon dariku, aku mohon." ucap Mu Gyul pelan. Ibunya tidak juga mengangkat telepon dari Mu Gyul. Mu Gyul lalu menelpon Mae Ri.


Mae Ri masih berada di pasar tradisional, pasar tradisional bersih, beda jauh kayak di indonesia. Ibaratnya tinggal dikasih marmer aja, pasti jadi supermarket. hehe.. Mae Ri membeli dua pasang kaos kaki. "Berapa ini?" tanya Mae Ri pada penjual kaos kaki.
"6000" jawab pedagang itu.
"Aku beli yang ini, tolong." ucap Mae Ri seraya menyerahkan kaos kaki itu.
Jung In melihat heran tumpukan kaos kaki yang ada di dekatnya, ia mengangkat tumpukan kaos kaki itu dan memperhatikannya.




Handphone Mae Ri berdering, Mu Gyul menghubunginya, "Mu Gyul Ah, kau ada di rumah? Aaahh.. Aku sedang bersama direktur di pasar tradisional. Tapi, kenapa suaramu seperti itu? Apa kau sakit?" tanya Mae Ri, ia terkejut saat tahu Mu Gyul sakit. "Tentu saja kau sakit setelah kau hujan-hujanan!"
Mae Ri sangat cemas, "Bagaimana bisa orang yang sangat sensitive dengan cuaca seperti ini memiliki daya tahan tubuh yang kuat? Apa kau sudah meminum obat? Ahh.. Di rumah tidak ada obat. Kang Mu Gyul, tunggu aku. Aku akan segera ke sana dan membawakan obat untukmu." ucap Mae Ri.
Jung In terus memperhatikan Mae Ri.


Mu Gyul menunggu Mae Ri di depan tempat tinggalnya, ia membawakan payung untuk Mae Ri agar Mae Ri tidak basah kuyup. Mu Gyul menahan dingin, tapi ia tetap berdiri menunggu, "Dia bilang dia akan segera datang, apa yang membuatnya lama seperti ini?" Mu Gyul akhirnya memutuskan untuk membeli obat sendiri, ia menggunakan payungnya dan juga.. liaat.. Mu Gyul menggunakan rajutan sarung tangan buatan Mae Ri. Imut sekali...


Tak berapa lama, mobil Jung In datang. Mobil itu berhenti tepat di depan tempat tinggal Mu Gyul. Jung In turun dari mobil lalu ia lalu membuka pintu mobil untuk Mae Ri dan meneduhinya dengan payung agar Mae Ri tidak kebasahan.
"Terimakasih sudah memberikan tumpangan untukku. Aku akan segera masuk, sekarang." ucap Mae Ri. Belum sempat Mae Ri berjalan, Jung In langsung memanggilnya, "Wi Mae Ri.."
"Ya?" Mae Ri jadi ingat kalau ia akan memberikan kaos kaki yang dibelinya tadi di pasar untuk Jung In. "Oh, ya benar. Tunggu." Mae Ri merogoh tasnya untuk mengambil kaos kaki itu.
Agar Mae Ri tidak kebasahan, Jung In menarik Mae Ri untuk lebih dekat dengannya.
Mereka saling menatap. "Apa yang kau cari?" tanya Jung In.


"Ah, tunggu sebentar." Mae Ri memberikan kaos kaki itu pada Jung In. "Ini.. ini adalah kaos kaki yang terbuat dari katun, kau bisa menggunakan ini saat kau tidur. Dekatkan kaos kaki itu ke pipinya, bahannya benar-benar sangat lembut."
Jung In melakukan apa yang Mae Ri katakan, ia mendekatkan Kaos kaki itu ke pipnya. "Benar-benar lembut." ucap Jung In seraya tersenyum tipis.




"Kau bisa tidur nyenyak sekarang, karena kaos kaki ini sangat menghangatkan. Dan, terimakasih banyak kau telah menceritakan tentang kisahmu. Ini pertama kalinya aku benar-benar bisa melihat sisi manusia dari dirimu. Dan meskipun ini sangat sulit untukmu, tapi cobalah untuk selalu mengekspresikan semua perasaanmu lebih sering. Dan, jangan takut lagi dengan ayahmu. Karena, bagaimanapun kau takut padanya, dia masih benar-benar ayahmu. Pastikan kau memakai kaos kaki itu sebelum kaku tidur, karena kau tidak akan mendapatkan mimpi buruk lagi. Dan, aku harus pergi sekarang." ucap Mae Ri.


Mae Ri berlari kecil menjauhi Jung In tapi lagi-lagi Jung In memanggil namanya, "Wi Mae Ri."
Mae Ri menghentikan langkahnya.. "Ya?" Mae Ri berbalik ke arah jung In. Daaaann..
Jung in mencium Mae Ri..


Tapi, dari kejauhan Mu Gyul melihat mereka berdua. Mu Gyul shock.
"Maafkan aku, kalau aku membuatmu takut." ucap Jung In.


Mu Gyul marah, cemburu, sakit hati, semua emosi itu membuat Mu Gyul berlari dan langsung meninju Jung In.
Mae Ri mencoba menahan Mu Gyul. "Kang Mu Gyul! Apa yang kau lakukan?!!" Mae Ri panik,
"Kau pikir apa yang kau lakukan?" ucap Mu Gyul pada Jung In.
"Direktur, apa kau baik-baik saja?" tanya Mae Ri.
Jung In tidak berkata apa-apa, ia hanya terdiam dan tidak melawan.
"Kau, ikut aku." Mu Gyul menarik paksa tangan Mae Ri.


Di tempat tinggal Mu Gyul,
"Kenapa kau memukulnya seperti itu?" tanya mae Ri kesal.
"Kenapa kau membawanya ke tempat ini?!" ucap MU Gyul.
Mereka sama-sama saling meninggikan suara.
Mae Ri menyodorkan obat pada Mu Gyul, ia ingin memberitahu bahwa Jung In mengantarkannya untuk membeli obat Mu Gyul.


Mu Gyul terbatuk-batuk. Mae Ri panik, "Mu Gyul?"
"Aku baik-baik saja." ucap Mu Gyul. Mu Gyul melepas rajutan sarung tangan yang dipakainya, dan ia melemparkan sarung tangan itu ke sembarang tempat.
Mae Ri membantu Mu Gyul untuk berbaring di atas kasur. Mae Ri panik, "apa yang harus dilakukan?" Mae Ri memeriksa suhu badan Mu Gyul, ia meletakkan telapak tangannya ke kening Mu Gyul. Mae Ri terkejut, suhu badan Mu Gyul sangat tinggi, "Oh, panas sekali, bagaimana ini?"


Mae Ri menyelimuti Mu Gyul. Mu Gyul menggigil.
"Kita hentikan semuanya sampai sini." ucap Mu Gyul pelan.
Mae Ri tidak mempedulikan perkataan Mu Gyul, yang ia khawatirkan hanya kesehatan Mu Gyul, "Yeah, kita akan melakukan hal itu. Kau sekarang sakit, lebih baik kita bicarakan hal itu nanti saja. Beri waktu aku sebentar" Mae Ri pergi untuk mengambil air untuk mengkompres Mu Gyul.




"Ayo kita hentikan semua ini. Pernikahan palsu ini, maksudku." ucap Mu Gyul pelan.
"Apa?" Mae Ri terkejut.
"Aku tidak bisa lagi melanjutkan semua ini." ucap Mu Gyul.
"Apa maksudmu?" tanya mae Ri.
"Aku tidak bisa melanjutkan hal ini lagi lebih jauh... Aku rasa semua ini entah karena aku ingin menang dari pria itu atau aku memang benar-benar menyukaimu. atau kadang aku sulit membedakan apakah pernikahan ini palsu atau nyata." Mu Gyul memejamkan mata, ia menangis. "Aku benar-benar sungguh sangat lelah."
Mae Ri tidak bisa berkata apa-apa, ia menahan tangis.


Jung In belum juga pergi, ia berdiri sendiri di luar.
Mae Ri berdiri terpaku mendengar penjelasan Mu Gyul,
"Aku mengerti, saat-saat seperti sangat sulit untukmu.. Aku juga merasakan hal yang sama. Aku lelah. Maafkan aku." Mae Ri menangis. [saya juga] "Maafkan aku.. Dan terima kasih.." ucap Mae Ri terbata-bata.




Mae Ri pergi meninggalkan Mu Gyul. Mu Gyul terdiam dengan air mata yang menetes. Mae Ri menghentikan langkahnya, ia terdiam dan berpikir. Mae Ri menangis tapi ia mencoba mengembangkan senyumnya. Ia tidak boleh meninggalkan Mu Gyul dalam keadaan sakit seperti itu. Setidaknya, Mu Gyul harus sembuh, baru mereka bisa benar-benar berpisah.






Mae Ri kembali ke dalam, ia mengambil kain lalu mengkompres Mu Gyul. "Aku akan segera pergi setelah aku melakukan semua ini."
"Aku sudah katakan padamu untuk mengakhiri semua ini!" Mu Gyul menghempas kasar tangan Mae Ri.
"Aku tahu! Semua perjanjian kita sudah berakhir!" jawab Mae Ri.
Mae Ri mencoba menenangkan Mu Gyul. "Jangan marah seperti itu, panasmu akan semakin naik." Mae Ri membaringkan Mu Gyul dan menyelimutinya. "Aku akan membuatkanmu sup kacang, kau harus makan sebelum meminum obat. Tunggu sebentar" Mae Ri secepat mungkin menyediakan makanan untuk Mu Gyul.
"Mu Gyul, bangun.Kau harus makan sesuatu, huh? Mu Gyul Ah, kau dapat tidur setelah kau makan dan meminum obat." ucap Mae Ri pelan.
Mae Ri menyuapi Mu Gyul, sesendok demi sesendok.


Di sebuah kedai minuman, Seo Jun sedang mengintrogasi teman-teman Mu Gyul untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya mengenai pernikahan Mu Gyul dan Mae Ri.


Ayah Jung in mendapat informasi mengenai pengakuan Mu Gyul tentang pernikahannya dengan Mae Ri. Ayah Jung In tentu saja marah. Ia memutuskan untuk segera bertemu Jung In dan ayah Mae Ri.




Seo Jun sudah mendapatkan kebenaran dari pernikahan palsu antara Mu Gyul dan Mae Ri, Seo Jun segera datang menemui Mu Gyul. Seo Jun melihat Jung In di depan rumah Mu Gyul. Saat Seo Jun mencoba untuk masuk ke dalalm, Jung In langsung melarangnya masuk.
Jung In melarang Seo Jun untuk masuk, ia mengatakan kalau Seo Jun bisa menceritakan semuanya pada Jung In.








Mu Gyul sadar, panasnya sudah turun. MU Gyul melihat Mae Ri yang tertidur di pinggiran kasur. Mu Gyul langsung membenarkan letak kepala Mae Ri dan menyelimutinya. Mu Gyul mengusap kepala Mae Ri. Semua jadi serba salah, Mu Gyul sudah benar-benar jatuh cinta pada Mae Ri.


Tepat di depan tempat tinggal Mu Gyul, mobil milik Ayah Jung In terparkir. Ayah Mae Ri menunjukkan letak tempat tinggal Mu Gyul, "Di Sini hyung." ucap Ayah Mae Ri pada Ayah Jung In.


Mereka langsung masuk. Ayah Mae Ri kesal, "Kau sudah mengambil anak perempuanku dan menjadikannya istrimu. Apa lagi yang akan kau lakukan sekarang?" Ayah Mae Ri memegang kerah Mu Gyul.
Mae Ri menahan tangisnya. "Ayah, hentikan! Mu Gyul sedang sakit!" Mae Ri mencoba melindungi Mu Gyul.
"Kenapa kau menikah pria yang tidak bertanggung jawab seperti ini? huh?" ucap Ayah mae Ri pada Mae Ri.
Mu Gyul diam, ia tidak berbicara apapun.




"Yah, katakan padaku. Katakan! Bagaimana bisa kalian mengumumkan hubungan pernikahan kalian di depan para staff, dasar berandal! Cepat, katakan sesuatu bodoh!" Ayah Mae Ri mendorong Mu Gyul, hingga Mu Gyul jatuh ke lantai.
"Mu Gyul Ah." jerit Mae Ri.
Ayah Mae Ri kesal, "Tidak mudah untuk membesar putriku tanpa seorang ibu selama 20 tahun.." Ayah Mae Ri menangis.
"Ayah.." ucap Mae Ri.
"Aku selalu membuat putriku susah sampai ia dewasa. Bagaimana bisa kau mengambil begitu saja putriku yang polos ini, kau bodoh!!" ucap Ayah Mae Ri, tangisnya semakin menjadi.
"Maafkan aku." ucap Mu Gyul pelan dengan sisa tenaganya.
"Apa yang akan terjadi pada Wi Mae Ri? Apa yang akan terjadi?" kata Ayah mae Ri.


"Dae han Ah, jangan seperti ini." ucap Ayah Jung In, ia menepuk pelan pundak sahabatnya itu.
Ayah Jung In berkata dengan nada tinggi pada Mu Gyul, "Apa kau tahu berapa banyak orang terlibat dalalm masalah ini sekarang? Semua karena ulahmu?! Apa yang akan kau lakukan pada Mae Ri sekarang?!"


"Aku mohon hentikan." Mae Ri menangis, ia membela Mu Gyul. "Mu Gyul tidak melakukan kesalahan apapun."
Mae Ri menatap Mu Gyul yang bersandar lemah ke tembok, "Maafkan aku, semua ini kesalahanku." ucap Mae Ri.
"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." Jawab Mu Gyul.




"Kenapa kau yang harus mengakui semua kesalahan ini?" tanya Ayah Mae Ri.
Mae Ri memberanikan dirinya, ia menghapus air matanya dan berkata, "Karenaa.. kami tidak benar-benar menikah."
"Apa maksudmu?" tanya Ayah Mae Ri. "Apa maksudmu kau tidak menikah?"
"Kami tidak pernah menikah. Semua itu hanya kebohongan." ucap mae Ri, ia berkata dengan menahan tangis.
"Wi Mae Ri.." Mu Gyul memanggilnya.




Semua terbongkar, kebohongan pernikahan palsu antara Mu Gyul dan Mae Ri sudah terungkap. Semua pihak sekarang sudah mengetahui hal itu.




Bersambung ke Sinopsis Marry me, Mary! / Mary Stayed Out All Night episode 8
Label: Marry Stayed Out All Night