Cuplikan Naskah Drama yang Gue Buat (Kelas Bahasa)

IrmaKamaruddin | update: 6 Mar 2014 @ 23.41 | 0 comments

Disebuah desa hiduplah janda tua dan kedua putrinya Suli dan nula. Mereka tinggal di atas tanah milik tuan takur yang sangat kikir. Di belakang rumah mereka terdapat sebuah pohon apel besar yang sudah bertahun-tahun tidak pernah berbuah lagi. Dahulu pohon apel ini didapatkan sawuh dari seorang lelaki tua, sawuh dan kedua putrinya selalu saja berharap kepada pohon apel itu agar dapat berbuah seperti dahulu lagi.
Suatu hari di belakang rumah.





Suli dan nula sedang membersihkan halaman belakang rumah, sambil memberi pupuk dan air kepada pohon apel tersebut.
Suli    : Kapan yahhh, Pohon apel ini berbuah lagi, sudah lama rasanya aku tidak menikmati manisnya buah apel ini.
Nula : Seandainya saja ayah masih hidup, pasti ayah akan barusaha sekuat tenaga untuk membuat pohon apel kesayangannya ini tetap berbuah.
Suli  : Iya kak, setelah ayah meninggal, pohon apel ini juga seperti ikut mati. Padahal waktu pohon ini masih berbuah rasanya tidak sesusah sekarang, kita bisa memakan separuh buahnya dan separuhnya lagi kita serahkan kepada tuan takur sebagai imbalan atas tanah ini.
Nula   :Sekarang kita benar-beanr menjadi orang yang lebih miskin Suli, dibandingkan dulu. Seandainya saja tuhan mendengarkan doa kita, pasti hidup ini akan lebih baik lagi.
Tiba-tiba dari samping muncullah emak Sawuh
Emak: Tuhan selalu mendengar doa hambanya putri-putri ku, keadaan kita saat ini adalah ujian untuk meyakinkan Tuhan bahwa kita adalah manusia-manusia yang bertakwa. Dan ketika ujian ini mampu terlewati dengan baik maka Tuhan akan menghadiahkan kado indah untuk hambanya.
Suli : Tapi Suli, Nula dan Emak hidup sebagai orang miskin sejak dulu. Apa ini juga termasuk ujian dari tuhan mak.
Emak : Tentu saja Suli, Bahkan Tuan takur pun diberikan ujian dari Tuhan.
Suli : Tuan takur itu kaya mak, dia punya uang yang banyak, sawah, tanah, dan kebun dimana-mana. Seperti apa ujian yang diberikan Tuhan pada tuan takur, sepertinya tidak ada mak, Iya selalu hidup bahagia.
Nula : Iya mak, aku tidak melihat hidup tuan takur sengsara. Emak selalu saja berusaha membuat kami senang tapi dengan cara berbohong, kami tidak suka itu mak.
Suli : Iya, bahkan bukan hanya kali ini, Emak juga pernah berbohong tentang lekaki tua yang memberikan pohon apel itu dan menjanjikan uang kepada emak, tapi mana mak, sampai sekarang orang itu tak kunjung datang.
Emak : putri-putri ku yang cantik, emak tidak pernah sekali pun membohongi kalian. Tuan takur memang kaya raya dan hidupnya selalu bahagia tapi dia tidap punya kebahagian batin putri-putri ku. Dia tidak mempunya hati yang baik, tidak pernah mengakui adanya tuhan, selalu berbuat jahat dan masih banyak lagi. Apakah itu yang namanya bahagia ?? Ketika tak satu pun orang-orang sekitarnya yang merasa senang akan kehadirannya.
Nula : Jadi...
Suli : Jadi harta tuan takur itu adalah ujian yang diberikan tuhan kepadanya. ?? iya kan mak,
Emak: benar sekali putri ku. Tuhan memberikan harta yang banyak kepada tuan takur untuk menguji ketakwaannya, tapi dia tidak bisa memanfaatkan harta tersebut dengan baik, jadi tuhan akan memberikan balasan kepada tuan takur.
Nula : kali ini aku percaya pada emak. Tapi tentang lelaki tua itu Nula masih belum percaya.
Suli : Ehmmm, menurut suli, lelaki tua itu hanya hayalan emak saja.
Emak : Hahahah (tertawa pelan) emak tidak akan mungkin membohongi putri-putri emak. Dan suatu hari nanti kalian akan percaya pada emak.
Nula : Terserah emak saja.
Emak: Lanjutkan pekerjaan kalian yah, Emak mau mencari ikan disungai untuk makan malam kita.
Suli dan Nula : Hati-hati mak.
Suli dan Nula pun melanjutkan pekerjaan mereka. Tiba-tiba seorang kakek tua   terlihat lemah datang menghampiri Suli dan Nula.
Nula :Suli, lihat ada kakek-kakek disana.
Nula: Astaga, sepertinya kakek itu kelaparan kak, ia terus saja memegangi perutnya. Ayo kita hampiri dia.

CREDIT...........................................

Nah itu cuplikan dikit aja yahhh



← Older / Scroll Back Up / Newer →

Copyright © Irmak 2009 - . All rights reserved.