Nyokap dirampok !!! -_-

IrmaKamaruddin | update: 19 Jan 2015 @ 09.30 | 0 comments

Selamat Petang Tomodachi !!
Hari ini nulis blognya agak pake “Kesal” nih. Soalnya berita buruk datang dari nyokap gue.

Tepat tadi pagi, Nyokap gue baru aja dirampok. Baca baik-baik nih guys “DIRAMPOK”. Bukan kecurian.

Parah nggak tuh ?? *Parah banget. Kalau kecurian atau dicopet mungkin trauma nyokap gue nggak dalam-dalam amat kayak gini. -_-


Tanggal 18 Januari 2014, tepatnya hari ini hal buruk menimpa nyokap gue. Berdasarkan apa yang nyokap dan bokap ceritakan, gue lalu menarik kesimpulan : “Kasus” yang menimpa nyokap gue, termasuk kasus perampokan tingkat tinggi.

Mari kita telaah, Kasus ini à

Pagi-pagi sekali di hari minggu, gue bangun sholat subuh sekitar jam enam, Agak telat memang. Maklumlah, di malam harinya gue tidur sekitar jam 4 gitu. Bukan karena sengaja atau begadang nonton ini nonton itu. Mata gue memang doyannya tidur disekitran jam segitu. Jadi, jangan pada protes “Kenapa elu tidurnya jam segitu”.

Singkat cerita, setelah sholat subuh, gue langsung meluncur ke kamar untuk melanjutkan tidur. Belum juga beberapa menit mata ini terpejam. dari luar pintu, nyokap udah ngetok-ngetok sambil teriak minta ditemenin ke pasar ikan.

Di keluarga gue, tiap hari minggu itu adalah hari untuk nyokap gue ke pasar ikan. Pasti itu !! dan gue biasanya jadi kang ojeknya. 

Berhubung ngantuk gue nggak bisa diajak kompromi. Dengan pedenya gue minta bokap gantiin tugas ngojek hari ini. Pergilah mereka ke pasar ikan dan pergilah gue ke alam mimpi. Beberapa jam kemudian, suara motor bokap samar-samar menyapa telinga. Dengan kantuk yang masih nyantol di mata, gue maksain bangun sebelum diomelin “anak gadis nggak boleh tidur kelamaan”. 

Duduklah gue tepat di depan TV, belum lama duduk. Bokap manggil gue ke dapur. Sambil nunjuk nyokap. Terus…. Gue nga-nga sambil memerhatikan nyokap dari atas sampai bawa, gue lihat nyokap gue masih utuh, nggak ada kurang satu pun. Gue menelaah kembali apa yang bokap maksud. 

Kemudian nyokap menghampiri gue, lalu bercerita :

Jadi, kejadiannya itu ketika nyokap dalam perjalanan menuju rumah. Lokasi kejadiannya pun cukup dekat dari kompleks kami. Awalnya, nyokap dan bokap nggak merasa di buntutin oleh siapa-siapa. Bahkan, menurut kesaksian bokap *ceileh bahasanya* Selama dalam perjalanan, nggak ada motor atau pun mobil yang berada di sekitar mereka dengan jarak yang dekat. Barulah ketika di Jl. Dg Ngeppe, bokap yang mengendarai motornya dengan kecepatan sedang harus memperlambat lajunya saat ban depan motor yang ia kendarai terperosok ke lubang yang ukurannya tidak begitu besar. Saat itulah, ketika nyokap yang masih meluk bokap tiba-tiba tangan kanannya yang mengenakan gelang emas yang katanya seberat xx Gram itu terlepas akibat guncangan lubang tadi.

Laju motor bokap pun menjadi lambat, sedangkan tangan kanan nyokap dibiarkannya menggantung di sebelah kanan. Akhirnya, 2 orang lelaki  yang mengendarai motor bebek menghampiri motor bokap dari arah kanan, tanpa sadar salah seorang lelaki yang duduk di belakang memegangin tangan nyokap dengan sangat kuat, kemudian si pria ini mengangkat pisaunya dan dengan cepatnya langsung memotong gelang yang nyokap kenanan. Anehnya, kejadian itu berlangsung sangan cepat, saking cepatnya bokap yang duduk di depan nggak sadar kalau istrinya udah di rampok di belakang. Kemudian bokap sadar ketika nyokap teriak. Aksi kejar-kejaran pun berlangsung antara 2 perampok Sial itu degan bokap-nyokap gue.

Karena menyadari usia mereka yang tidak muda lagi dan bokap meresa nggsk mampu lagi ngegas motor di atas 40km/jam. Akhirnya, dengan ikhlas bokap mutar arah dan menuju rumah.

Berdasarkan penuturan nyokap, kedua pelaku menggunakan helm standar yang berkaca gelap, jadi sulit untuk mengenali mereka. Namun, saat aksi kejar-kejaran, si pelaku yang duduk di bagian belakang sempat menaikkan kaca helmnya dan menoleh kearah nyokap-bokap. Tapi, tak terlalu jelas di mata mereka bagaimana rupanya. Kemudian bokap menambahkan, si pelaku yang duduk di belakang itu berpostur tinggi besar dengan kulit yang agak sawo matang.

Mendengar cerita mereka, gue langsung geregetan. “Seandainya gue yang boncengin nyokap, mungkin si perampok kampret itu udah gue kejar sampai ketemu”. *Mungkin !! Tapi, Mustahil. Pasti gue keburu nangis.

Melihat kondisi nyokap yang baik-baik aja, gue udah bersyukur banget. Tangan nyokap nggak kenapa-napa, Cuma ada bekas goresan pisau yang nggak begitu parah, lengan bajunya pun agak robek terkena pisau. Setidaknya nyokap gue ikhlas-ikhlas aja gelangnya di copotin, coba kalau nyokap keluarin jurus ikan sardennya, uhh pasti si rampok itu akan melakukan hal yang lebih brutal, mungkin.

Sampai saat ini sih, nyokap agak trauma gitu. Nyokap juga nggak lapor ke polis. Katanya, ikhlasin aja. Nggak apa-apa tuturnya, asalkan selamat lalu apa lagi yang mau di cari. Nyokap yakin, si 2 kampret itu akan kena batunya sendiri.

END, see again.

*Pas seninnya nyokap pergi ngajar, ternyata 2 teman nyokap juga baru-baru abis kerampokan. Dan kasusnya lebih parah.
*dilain waktulah gue cerita tentang 2 teman nyokap yang di rampok abis-abisan, ada cerita lolnya juga. Hahaha.

← Older / Scroll Back Up / Newer →

Copyright © Irmak 2009 - . All rights reserved.