Kenang-kenang manja SBMPTN

IrmaKamaruddin | update: 11 Jun 2015 @ 04.30 | 3 comments

Holla minna….

Hari ini adalah rabu, hari dimana sehari setelah tes SBMPTN usai, yang artinya sehari sebelum hari ini tiba adalah hari saat tes SBMPTN berlangsung. Atau bahasa jepangnya “kemaren itu orang-orang pada tes SBMPTN”.

Dan seolah-olah menjadi pelajar SMA tingkat akhir yang baru saja lulus, gue pun ikut-ikutan daftar tes SBMPTN.  Ini salah satu bentuk bahwa gue care sama pelajar SMA tingkat akhir, sebagai pendahulu mereka yang setahun lalu sudah merasakan betapa “Keramatnya” SBMPTN itu, gue berusaha menemani mereka, “menemai langsung di ruang ujian, sebagai peserta juga” wkkkkk..
Malam kamis tanggal 28, tepat sehari sebelum pendaftaran SBMPTN ditutup, gue dan malam kamis yang rasanya kayak jumat kliwon itu, memberanikan diri mendaftar SBMPTN. Pendaftaran onlinya berlangsung cepat, nggak makan waktu banyak kayak tahun lalu. Dalam hening, Tiba-tiba di pojokan kursi belajar gue teringat genap setahun lalu waktu gue “juga” berada pada posisi yang sama tapi, gue menemukan ada yang berbeda,
“ini seolah-olah gue makan nasi goreng pedes yang rasanya memang pedes, tapi pas gue makan di tempat yang sama pada waktu yang berbeda, gue udah nggak menemukan rasa yang sama pada makanan yang sama itu” ada Missing Link.
Karena rasanya aja udah beda jadi, respon gue pada makanan itu beda juga. Ini terlihat bagaimana gue menghadapi SBMPTN ini sangat santai. Lihat ketika setahun lalu gue daftarnya sehari setelah pembukan SBMPTN, lalu itu berbeda di hari ini ketika gue dafar sehari sebelum pendaftaran SBMPTN ditutup. Gue juga nggak pernah yang namanya “Belajar untuk persiapan menghadapi SBMPTN”.  Bukan karena gue merasa “Pintar” Tapi, karena gue tidak berharap sesuatu dari ini, gue tidak berharap nasi goreng tadi rasanya kembali seperti ketika pertama kali gue makan. Atau ini juga bukan tentang gue yang sudah menyerah menjadi apa yang gue mau dulu, seorang dokter. Ini juga bukan persoalan sakit hati yang masih berlanjut sampai hari ini. Bukann,.. Ini tentang kenangan. Gue Cuma mau merasakan kembali “sebuah rasa yang pernah gue rasa” tapi, ternyata rasanya itu beda, hari ini rasanya berbeda sekali dengan tahun lalu. Mungkin kali ini gue tidak menuntut sesuatu dari SBMPTN jadi, gue nggak punya rasa untuk mendapatkan apa yang gue tuntun, karena gue nggak menuntut apa-apa.
Banyak teman gue yang tahun ini daftar SBMPTN lagi, yah tujuannya untuk masuk ke jurusan dan PTN yang mereka targetkan dari setahun lalu. Tapi, fenomenanya sebagian mereka hanya menjadikan hari ini sebagai hari keberuntungan” saja, atau sebagaian lainnya seperti gue yang cuma mau mengenang “kenangan”. Kemudian, ceritanya berbeda dengan 2 teman gue ini, mereka Mita dan Iqbal. Dua sosok teman yang gue rasa keduanya tidak masuk kategori di atas. Mita, Iqbal, Gue, dan beberapa nama teman kuliah lainnya adalah korban yang gugur di medan perang ketika ribuan massa dulu memperebutkan kursi dan gelar “mahasiswa kedokteran”, sayangnya kami tidak ditakdirkan detik itu.
Bedanya dengan kami, kedua pemuda ini punya dedikasi yang memang besar. Hampir di tiap minggunya, ada saja waktu di mana gue menemukan mereka belajar materi SBMPTN. Nggak Mita, iqbal juga kayak gitu, mereka berdua sering sekali membawa buku yang berbau-bau SBMPTN. Gue rasa mereka sosok yang “tidak putus asa” atau sosok yang “benar-benar mau mewujudkan apa yang mereka inginkan dengan kerja keras” bukan Cuma di bibir saja, saya mau jadi dokter…jadi dokter….tapi, nggak ada usaha, yang seperti inilah orang-orang yang hanya mengharapkan kemurahan hati sebuah “keberuntungan”.
Dan gue semoga bukan dari deretan para pengemis “keberuntungan”. Seperti yang gue bilang di atas, gue tidak menuntut apa-apa dari SBMPTN. Bahkan ketika gue yang tidak menuntut apa-apa dan tidak berharap pada keberuntungan tetapi, ketika gue beruntung lulus SBMPTN. Gue nggak bakal pindah dari jurusan gue sekarang ini, alasannya simple aja, SESIMPLE ketika gue harus menerima takdir bahwa setahun lalu gue tidak menjadi bagian dari fakultas kedokteran dan itu adalah saat di mana ada garis yang hilang dari PLAN yang sudah gue susun apik karena Tuhan tidak tertarik dengan satu garis dari rancangan gue itu. maka, saat itu juga gue harus menghapus garis itu dan menggantikannya dengan garis baru yang walaupun berbeda tetapi susunan rancangan gue tetap apik. dan bahkan ketika tuhan tidak tertarik dengan rancangan ini lagi, gue masih punya ide-ide kreatif lain untuk mengganti garis-garis disetiap rancangan gue.

--
Semoga kedua teman gue itu dengan kerja kerasnya yang gue saksikan sendiri, mereka akan memperoleh buah manis dari itu.

Semoga gue dan setiap garis-garis yang gue susun akan menghasilkan rancangan kehidupan yang apik dan kelak akan terajut rapi menjadi nyata.

Semoga teman-teman gue yang lain juga demikian. Eeaaa…Amin

“manusia hanya seolah-olah merancang, tuhanlah perancang sesungguhnya”

← Older / Scroll Back Up / Newer →

Copyright © Irmak 2009 - . All rights reserved.