(Ilmiah Dikit) Mengapa Beras Ketan Lengket ??
IrmaKamaruddin | update: 21 Jul 2015 @ 21.54 | 0 comments
Selamat malam para pemuda yang lupa
wudhu waktu sholat isya tadi….
Biasanya orang-orang
yang mampir ke blog gue adalah mereka yang cerdas tapi, disayangkan setelah
hengkang dari layar blog gue, nggak sedikit dari mereka mulai kurang waras,
begitu kira-kira pendapat segelincir orang.
Maka dari
itu, gue mau menyela pendapat yang ada benarnya itu… hahahahaa (ketawa jahat). Di
malam yang belum larut ini, gue mempersembahkan sebuah Postingan yang bermanfaat.
Tahu kah kamu, mengapa tukang sedot wc suka nempelin selebaran di tiang
listrik ? *ilmiah
sekali pertanyaan gue.
Kalau yang
ini kayaknya elu nggak bias jawab, gue pun yang notabene seorang pakar sedot wc
aja nggak tahu.
Ganti pertanyaan aja.
Tahu kah kamu, mengapa beras ketan
lengket ? *tidak
terlalu ilmiah tapi, layak untuk dibahas.
Berhubung gue
seorang yang sedang menempuh perkuliahan di prodi Ilmu dan Teknologi Pangan,
sudah kewajiban bagi gue untuk tahu atau
mencari tahu tentang hal tersebut dan sudah sunnah muakkad bagi gue untuk
berbagi ilmu, *asyik, ternyata gue bias juga
kelihatan sedikit berkelas.
Mengapa beras ketan itu Lengket !!!!
Kalian pernah makan beras ketan ? hebat, gue nggak pernah. Gue cuma pernah
makan beras ketan yang sudah di kukus.
Kalian pernah makan onde-onde ? canggih, gue nggak pernah. Gue Cuma pernah
makan kelapanya doang.
Kalian pernah makan tepung beras
ketan ? gokil, elu
keren abis atau terlalu lapar.
Beras ketan
dan beras yang biasa elu makan adalah produk serealia yang dituding sebagai
sumber karbohidrat terbesar, sama halnya dengan jagung, jewawut, gandum, sagu, tapioca
dan mahluk lainnya merupakan sumber karbohidrat.
mengapa mereka itu dikatakan sebagai
sumber karbohidrat ?
Singkat
cerita, berdasarkan jumlah monomer penyusunnya karbohidrat dibagi menjadi
monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Nah, mereka
dikatakan karbohidrat karena mereka masuk golongan polisakarida yang merupakan
polimer besar sekali hasil polimerisasi kondensasi dari monosakarida dalam
jumlah yang besar , * gue nulisnya
ribet, elu kudu paham.
Polisakarida itu ada gengnya juga,
1.
Geng
yang bisa dicerna (digestable
polysacharide)
2.
Dan
geng yang tidak bisa elu cerna (nondigestable
Polysacharide)
Nah, hubungannya dengak beras-berasan
di atas adalah :
Beras ketan dan beras biasa yang emak
lu masak tadi pagi mengandung pati, pengecualian untuk beras plastic. Pati termasuk golongan polisakarida yang dapat dicerna dan terdapat pada beras adalah senyawa yang menyumbangkan karbohidrat terbesar bagi
tubuh elu-elu pade.
Pati pada beras-beras itu berbentuk
granula atau serbuk. Tiap pati disusun oleh 2 senyawa besar amilosa dan
amilopektin. Nah, jumlah amilopektin pada beras lah yang memengaruhi
kelengketan pada beras. Pahammmm….??
Jadi, yang bikin lengket beras ketan
adalah jumlah persentase amilopektinya lebih banyak sekali sekali dibandingkan
amilosanya.
Catatan, jumlah amilopektin memang
selalu lebih besar jumlahnya dibandingkan amilosa karena, amilopektin merupakan
polimer besar yang panjang dan bercabang sedangkan amilosa hanya polimer linear
yang cenderung berbentuk heliks. Nah, karena bentuknya yang bercabang si
amilopektin ini lebih besar daripada amilosa.
Jadi, kelengketan suatu beras tergantung
pada % amilopektinnya.
Gue belum ahli nih jadi, gue nggak
tahu berapa % amilopektin pada beras ketan. Setahu gue sih, beras putih biasa
yang orang Indonesia suka konsumsi punya kadar % amilosa medium di atas 25%. Kalau
orang jepang itu sukanya makan beras
yang agak lengket, biasanya % amilosanya agak rendah di bawah 9 %-20%. Makanya,
beras jepang itu agak lengket karena amilosanya rendah dan amilopektinnya agak
tinggi.
Salam beras ketan.