Disebuah desa hiduplah janda tua dan kedua putrinya Suli dan
nula. Mereka tinggal di atas tanah milik tuan takur yang sangat kikir. Di belakang
rumah mereka terdapat sebuah pohon apel besar yang sudah bertahun-tahun tidak
pernah berbuah lagi. Dahulu pohon apel ini didapatkan sawuh dari seorang lelaki
tua, sawuh dan kedua putrinya selalu saja berharap kepada pohon apel itu agar
dapat berbuah seperti dahulu lagi.
Suatu hari di belakang rumah.
Suli dan nula sedang membersihkan halaman belakang rumah,
sambil memberi pupuk dan air kepada pohon apel tersebut.
Suli : Kapan yahhh, Pohon apel ini berbuah lagi,
sudah lama rasanya aku tidak menikmati manisnya buah apel ini.
Nula :
Seandainya saja ayah masih hidup, pasti ayah akan barusaha sekuat tenaga untuk
membuat pohon apel kesayangannya ini tetap berbuah.
Suli : Iya kak, setelah ayah meninggal, pohon apel
ini juga seperti ikut mati. Padahal waktu pohon ini masih berbuah rasanya tidak
sesusah sekarang, kita bisa memakan separuh buahnya dan separuhnya lagi kita
serahkan kepada tuan takur sebagai imbalan atas tanah ini.
Nula :Sekarang kita benar-beanr menjadi orang yang
lebih miskin Suli, dibandingkan dulu. Seandainya saja tuhan mendengarkan doa
kita, pasti hidup ini akan lebih baik lagi.
Tiba-tiba
dari samping muncullah emak Sawuh
Emak:
Tuhan selalu mendengar doa hambanya putri-putri ku, keadaan kita saat ini
adalah ujian untuk meyakinkan Tuhan bahwa kita adalah manusia-manusia yang
bertakwa. Dan ketika ujian ini mampu terlewati dengan baik maka Tuhan akan
menghadiahkan kado indah untuk hambanya.
Suli :
Tapi Suli, Nula dan Emak hidup sebagai orang miskin sejak dulu. Apa ini juga
termasuk ujian dari tuhan mak.
Emak :
Tentu saja Suli, Bahkan Tuan takur pun diberikan ujian dari Tuhan.
Suli : Tuan
takur itu kaya mak, dia punya uang yang banyak, sawah, tanah, dan kebun
dimana-mana. Seperti apa ujian yang diberikan Tuhan pada tuan takur, sepertinya
tidak ada mak, Iya selalu hidup bahagia.
Nula :
Iya mak, aku tidak melihat hidup tuan takur sengsara. Emak selalu saja berusaha
membuat kami senang tapi dengan cara berbohong, kami tidak suka itu mak.
Suli :
Iya, bahkan bukan hanya kali ini, Emak juga pernah berbohong tentang lekaki tua
yang memberikan pohon apel itu dan menjanjikan uang kepada emak, tapi mana mak,
sampai sekarang orang itu tak kunjung datang.
Emak :
putri-putri ku yang cantik, emak tidak pernah sekali pun membohongi kalian.
Tuan takur memang kaya raya dan hidupnya selalu bahagia tapi dia tidap punya
kebahagian batin putri-putri ku. Dia tidak mempunya hati yang baik, tidak
pernah mengakui adanya tuhan, selalu berbuat jahat dan masih banyak lagi.
Apakah itu yang namanya bahagia ?? Ketika tak satu pun orang-orang sekitarnya
yang merasa senang akan kehadirannya.
Nula :
Jadi...
Suli :
Jadi harta tuan takur itu adalah ujian yang diberikan tuhan kepadanya. ?? iya
kan mak,
Emak:
benar sekali putri ku. Tuhan memberikan harta yang banyak kepada tuan takur
untuk menguji ketakwaannya, tapi dia tidak bisa memanfaatkan harta tersebut
dengan baik, jadi tuhan akan memberikan balasan kepada tuan takur.
Nula :
kali ini aku percaya pada emak. Tapi tentang lelaki tua itu Nula masih belum
percaya.
Suli :
Ehmmm, menurut suli, lelaki tua itu hanya hayalan emak saja.
Emak :
Hahahah (tertawa pelan) emak tidak akan mungkin membohongi putri-putri emak.
Dan suatu hari nanti kalian akan percaya pada emak.
Nula :
Terserah emak saja.
Emak:
Lanjutkan pekerjaan kalian yah, Emak mau mencari ikan disungai untuk makan
malam kita.
Suli dan
Nula : Hati-hati mak.
Suli dan Nula pun melanjutkan pekerjaan mereka. Tiba-tiba
seorang kakek tua terlihat lemah datang menghampiri Suli dan
Nula.
Nula :Suli, lihat ada kakek-kakek disana.
Nula: Astaga,
sepertinya kakek itu kelaparan kak, ia terus saja memegangi perutnya. Ayo kita
hampiri dia.
CREDIT...........................................
Nah itu cuplikan dikit aja yahhh
CREDIT...........................................
Nah itu cuplikan dikit aja yahhh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks...>>>>>>